Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Masa sekolah tak selalu menyenangkan.
Apalagi bagi mereka yang menjadi korban pembulian.
Sekolah seolah lebih mirip penjara ketimbang tempat belajar.
Hal serupa ini juga dialami ChadMichael Morrisette saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Dilansir TribunTravel.com dari laman en.goodtimes.my, Morrisette dibesarkan di sebuah kota kecil di Alaska.
Saat duduk di bangku SMP dia sering dibuli.
"Seluruh tim sepak bola suka mengganggu saya,” katanya, "Itu bukan hanya satu orang, tapi enam sampai tujuh orang yang akan mengikuti saya di lorong, melecehkan, menghina, mengancam hidup saya."
Morrisette mengalami situasi yang mengerikan, sampai dia memutuskan meninggalkan sekolah dan rumah ketika baru berusia 15 tahun.
Dia bahkan sampai meninggalkan Alaska dan pindah ke California untuk mengikuti impiannya menjadi seorang desainer visual.
Uniknya bukan Morrisette yang mengalami penderitaan batin selama puluhan tahun, melainkan orang yang membulinya.
Pada 2015, 20 tahun setelah Morrisette mengalami pembulian, Louie Amundson, mantan pengganggunya tiba-tiba menghubunginya melalui Facebook Messenger.
Dengan rendah hati, pembulinya itu mengatakan jika dia ingin meminta maaf kepada Morrisette atas segala perilakunya di sekolah.
"Saya ingin meminta maaf. Jika kita hidup di negara yang sama saya akan meminta maaf langsung padamu. Saya bahkan tidak tahu jika kamu ingat siapa saya, tapi saya harus benar-benar meminta maaf darimu,” tulisnya dalam pesan.
Permintaan maaf Amundson ternyata dipicu dari percakapannya dengan sang putri yang baru berusia 10 tahun.
Saat itu sang anak menyinggung tentang masalah pembulian.
"Anak saya sedang mengikuti drama komedi sekolah. Saat itu tema yang diambil tentang pembulian. Jadi dia menanyakan beberapa pertanyaan tentang anak-anak yang dibuli dan apa yang harus dilakukan jika dibuli," kata Amundson.
Pria ini menambahkan, “Dia kemudian bertanya apakah saya pernah mengganggu orang lain, dan saya harus berpikir tentang hal itu selama satu menit. Saat itulah pertama kali saya memikirkan kejadian yang sudah terjadi selama 20 tahun. Saya dengan jujur mengatakan ya."
Sejak kejadian itu, Amundson menyadari jika dia bukan orang yang baik.
Pria itu kemudian memutuskan untuk menemui dan meminta maaf pada Morrisette.
Amundson ingin memberikan contoh baik pada putrinya.
Meskipun Morrisette tidak ingat secara khusus siapa saja yang membulinya.
Namun tindakan yang dilakukan Amundson itu membuat hatinya tergerak.
"Dalam 20 tahun, dia satu-satunya orang yang meminta maaf pada saya atas tindakan yang dilakukannya di masa lalu," katanya.
Keduanya akhirnya memutuskan untuk bertemu.
Amundson yang masih tinggal di Alaska rela melakukan perjalanan jauh demi menemui Morrisette.
Saat reuni pertama sejak kejadian di SMP, kedua pria ini terlihat gugup.
Namun kemudian mereka saling berjabat tangan.
“Hal pertama yang akan saya katakan adalah saya minta maaf. Saya benar-benar ingin mendapatkan maaf darimu,” kata Amundson kepada Morrisette.
"Saya menerima permintaan maafmu yang tulus,” kata Morrisette.
Mereka kemudian memilih menghabiskan waktu dengan minum bersama untuk mencairkan suasana.
Sungguh tindakan yang mulia ya!