Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Thailand dikenal dunia sebagai Land of Smiles.
Sayang, hal ini tak berlaku bagi beberapa wisatawan yang pernah berkunjung di sana.
Terlebih mereka yang baru saja menjadi korban penipuan.
Penipuan yang terjadi di Thailand ini beragam.
Namun satu hal yang sama, yakni tiap penipuan yang dilakukan berakhir dengan hilangnya jutaan rupiah dari dompet.
Dilansir TribunTravel.com dari laman theculturetrip.com, berikut lima penipuan terbesar di Thailand.
1. Jet ski yang rusak
Jet ski menjadi satu atraksi wisata yang wajib kamu coba ketika berada di Phuket atau Pattaya.
Namun ada yang musti kamu perhatikan saat hendak menyewa.
Perhatikan kondisi jet ski.
Pastikan tidak memberikan paspormu untuk deposit dan kalau perlu foto jet ski yang hendak digunakan.
Tindakan ini perlu sebab ada beberapa yang dirancang agar rusak ketika digunakan.
Tujuannya agar mendapat keuntungan darimu lebih banyak.
2. Penipuan sepeda motor
Serupa dengan jet ski, kamu juga dapat ditipu dengan alasan kerusakan sepeda motor yang sudah kamu lakukan.
Untuk mencegah penipuan, kamu dapat menyewa pada perusahaan yang legal.
Jika bingung, tanyakan teman atau wisatawan yang pernah menyewa sepeda di sana.
Satu lagi, jangan pernah meninggalkan paspor sebagai jaminan.
3. Rusaknya meteran taksi
Mencoba menemukan sopir taksi yang jujur di Thailand sama dengan menemukan jarum di tumpukan jerami.
Banyak dari meteran yang ada di taks rusak.
Ini menyebabkan turis harus membayar ratusan baht untuk perjalanan yang tidak terlalu jauh.
Jika kamu menemukan sopir semacam ini, coba lakukan kesepakatan harga terlebih dulu sebelum menggunakannya.
4. Uang palsu
Penipuan uang palsu paling banyak di Thailand.
Bahkan sering dilakukan toko penukaran mata uang.
Untuk mencegah penipuan, ada baiknya membawa mata uang Thailand dari rumah.
5. Pejabat Pariwisata palsu
Jika kamu hendak mencari kereta atau destinasi, berhati-hatilah dengan pejabat palsu dari Tourism Authority of Thailand.
Mereka biasanya mengatakan jika kereta, penginapan, atau obyek wisata sudah penuh dan menawarkan alternatif dengan harga diskon.
Jangan pernah percaya.
Sebab pekerja pemerintah tidak pernah menawarkan hal seperti itu.
Jika sampai terbujuk, kamu sama saja membayar biaya perjalanan atau hotel yang sebenarnya tak ada.