Laporan Wartawan TribunTravel.com, Wahyu Vitaarum
TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler, banyak tempat unik di dunia ini yang bisa kamu kunjungi saat traveling.
Jangan biarkan momen liburan panjang kamu terbuang sia-sia hanya karena kebingungan nggak tahu mau traveling ke mana.
Eits, biar pikiran lebih fresh mendingan kamu mencoba melancong ke destinasi antimainstream yang belum pernah kamu kunjungi.
Seperti mengunjungi kampung unik yang punya view nggak biasa ataupun kebiasaan nyentrik yang cuma ada di sana.
Satu di antaranya kamu bisa mengunjungi sebuah kampung terapung yang unik banget yang ada di berbagai belahan dunia.
Berikut TribunTravel.com memberi referensinya buat kamu.
1. Aberdeen Floating Village, Hong Kong
Aberdeen Floating Village satu d iantara banyak kebudayaan khas di Hongkong yang paling dilirik oleh turis.
Nah, di Hongkong ternyata masih terdapat sisi lain yang mencengangkan yaitu puluhan orang yang tinggal di kapal terapung.
Bukan perahu trandisional yang baisa kamu lihat di kalimantan namun, kapal-kapal boat modern jadi hunian bagi warga yang menetap disana.
2. Kepulauan Uros, Danau Titicaca, Peru
Uros atau Uru adalah bagian dari suku yang berkembang di Peru bahkan sebelum peradaban Inca dimulai.
Masyarakat Uros memilki tempat tinggal di pulau buatan di tengah Danau Titicaca dan semua bangunan di atasnya terbuat dari buluh totora asli.
Tempat ini ternyata juga populer di kalangan traveler dunia, dan bahkan para pelancong yang menggunakan kapal pesiar rela mampir ke pulau kecil ini untuk melihat lebih dekat.
3. Danau Ganvie, Afrika Barat
Orang-orang telah tinggal di Danau Ganvie di Afrika Barat selama beberapa abad.
Saat ini, bahkan sudah terdapat kompleks rumah panggung di danau, yang terletak di dekat Cotonou, Benin, yang berpenduduk lebih dari 20.000 orang.
Desa ini didirikan sekitar lima abad yang lalu oleh orang-orang yang mencoba melarikan diri dari suku Fon.
4. Ko Panyi, Thailand
Distrik Phang Nga di Thailand Selatan merupakan surga bagi wisatawan, yang suka pantai dan pesta larut malam.
Ko Panyi adalah sebuah pulau kecil dengan sebuah desa nelayan yang berpenduduk sekitar 1.500 orang.
Seperti banyak desa terapung lainnya di Asia Tenggara, permukiman Ko Panyi dibangun di atas air karena para migran tidak diizinkan untuk memiliki tanah.