TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah coba lembutnya roti produksi Toko Sidodadi? Pasti bakal ketagihan jika mencobanya.
Roti di Toko Sidodadi dijual sejak tahun 1954 dan diproduksi secara manual menggunakan tangan.
Menurut Wahyu, pegawai di Toko Sidodadi, roti yang dibuat di sini tanpa bahan pengawet atau pun obat-obatan lainnya.
"Pembuatan roti semuanya tradisional, prosesnya juga lama enggak langsung jadi," ujar Wahyu di Toko Sidodadi, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (31/7/2017).
Wahyu mengatakan, roti di sini dibuat selama satu malam, proses pembentukan rotinya pun dibuat pada pagi hari.
Tekstur rotinya padat dan rasanya manis, walaupun tidak ada campuran isi apa pun di dalamnya.
"Karena tidak menggunakan bahan apapun, rotinya hanya kuat tiga hingga empat hari saja," kata Wahyu.
Pembeli bisa memilih beragam varian rasa roti yang tersedia karena toko ini memiliki sekitar 30 varian rasa berbeda.
Ini 5 Hal Paling Mengerikan yang Ditemukan di Bawah Jalanan Kota London, Bikin Bergidik Melihatnya https://t.co/8SRZ5rONna via @TribunTravel
— Tribun Travel (@TRIBUNTravel) August 2, 2017
Untuk roti ukuran kecil yang paling banyak dibeli yaitu, roti krenten (kismis), cokelat keju, nanas, srikaya, kornet keju, sosis, dan smoked beef.
Harganya Rp 3.700 sampai Rp 4.800.
Ukuran roti ukuran besar yang paling banyak dibeli yaitu, roti frans cokelat yang dijual Rp 13.000 dan roti tawar Rp 16.000.
Toko Sidodadi buka pukul 10.00-20.00.
Namun jangan heran jika datang siang hari, roti tinggal sedikit karena sudah diborong orang lain.
Berita ini telah dimuat di Tribun Jabar dengan judul Roti Produksi Toko Sidodadi Rasanya Beda, Ini Rahasianya.