Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Jika kamu mengunjungi Palu, kota di Sulawesi Tengah, ada menu kuliner yang bisa dicoba.
Pasalnya, mencicipi kuliner setempat adalah pelengkap agenda traveling kamu.
Kira-kira apa saja sih kuliner khas Bumi Tadulako itu?
Dirangkum TribunTravel.com dari berbagai sumber, berikut adalah makanan khas Palu yang wajib dicicipi.
1. Kaledo
Kaledo merupakan khasnya kota Palu.
Nama hidangan sejenis sup yang berbahan utama kaki sapi ini ternyata adalah singkatan dari Kaki Lembu Donggala.
Sesuai namanya, sup ini disajikan dengan kaki lembu atau sapi, baik dari tulang, daging, lemak, hingga sumsum.
Kuahnya yang kekuningan memiliki rasa sedikit asam dari jeruk nipis sehingga terasa segar.
Jadi terbayang kan, gurihnya sumsum tulang sapi disantap dengan kuahnya.
Uniknya lagi, kaledo disantap dengan nasi hangat atau singkong rebus.
Restoran kaledo yang terkenal adalah Kaledo Stereo yang beralamat di Jln. Diponegoro no. 40, Palu 94221, Indonesia.
2. Palumara

Bisa dibilang ini adalah hidangan kebanggaan masyarakat Palu.
Palumara merupakan sejenis sup ikan yang memiliki rasa kuah yang asam pedas menyegarkan.
Rasa asamnya berasal dari buah asam, dan pedas dari cabai keriting.
Sedangkan ikan yang digunakan dalam hidangan ini adalah ikan Kolombo, atau sejenis kakap berdahing tebal.
Namun bisa juga diganti dengan ikan bandeng.
3. Labia Dange (Sagu Dange)

Labia dange merupakan kudapan khas Palu yang berbahan utama sagu.
Tak hanya manis, saat sagunya diolah dengan gula merah, tapi labia dange juga bisa bercitarasa gurih saat diolah dengan ikan.
4. Kapurung

Sebenarnya, kapurung memang berasal dari Sulawesi Selatan, namun karena letaknya dekat dengan Sulawesi Tengah, maka Kapurung juga jadi makanan khas Palu.
Bahan utama kapurung adalah sagu yang dimasak hingga menyerupai lem.
Kemudian ditambahkan kaldu ikan dengan isian sayuran rebus, irisan mangga dan tomat, serta udang rebus.
5. Uta kelo (sayur daun kelor)

Uta kelo merupakan hidangan spesialnya kota Palu, karena ini merupakan olahan makanan simbolik bagi suku Kaili.
Daun kelor di sini diolah dengan santan kelapa dan diberi bumbu yang terasa sedikit pedas dan dicampurkan udang kering atau ikan teri.