Laporan Wartawan Tribun Jogja, Gilang Satmaka
TRIBUNTRAVEL.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sederet destinasi wisata yang beragam, setiap kabupaten di DIY memiliki potensi wisata alam yang menawan.
Namun kebanyakan wisatawan selalu mengunjungi tempat-tenpat wisata yang sudah populer di Yogyakarta.
Salah satu tempat yang masih sangat sunyi dengan panorama alam yang menawan yaitu Jembatan Plunyon.
Terletak di desa Kedungsriti, Umbulharjo, Hargobinangun, Pakem Sleman, Jembatan Plunyon juga menjadi saksi bisu sejarah ganasnya Wedhus Gembel (Awan Panas) dari erupsi merapi tahun 2010 silam.
Suasana di jembatan Plunyon tersebut masih sangat sejuk dan panorama alamnya masih sangat alami.
Menurut Sutikno seorang warga sekitar yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak, jembatan tersebut dibuat sekitar tahun 80-an.
"Jembatan Pluyon ini dibangun sekitar tahun 80-an, walau tekstur penyangga jembatan ini terlihat nampak seperti buatan zaman Belanda," papar Sutikno.
Pemandangan alam di Jembatan Pluyon tersebut berupa pegunungan-pegunungan kecil hijau nan asri, serta kedung-kedung kecil yang memiliki aliran air yang sangat jernih.

Di pagi hari anda bisa menikmati sejuknya udara berkabut, serta kicauan burung yang hidup liar di pepohonan hutan pinus dan cemara di sekitarnya.
Lebar jembatan Pluyon tersebut kurang lebih hanya dua meter, sehingga hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki atau kendaraan roda dua.
Kondisi jembatan tersebut sedikit rusak di pembatasnya, karena terjangan dahsyatnya awan panas pada tahun 2010 lalu.
Beberapa Pepohonan yang sudah kering, tidak lagi mengeluarkan dedaunan namun, pohon-pohon tersebut masih kokoh tertanam dan malah menambah pemandangan artistik di tempat tersebut.
Menurut Sutikno, saat musim libur tiba, biasanya tempat tersebut ramai dikunjungi wisatawan pada siang hari saja.

Namun di tempat tersebut tak jarang juga orang yang mendirikan kemah dan bermalam di sekitar jembatan tersebut.
Seperti yang dilakukan Erwin salah seorang wisatwan asli Yogyakarta tetapi ia bekerja di Jakarta.
Ia berkemah bersama istri dan keempat anaknya, ia juga membawa seekor anjing Rottweiler, maklum saja ia salah satu anggota JRC (Jogja Rottweiler Community).
Menurutnya berkemah di jembatan Pluyon menjadi sesuatu yang menarik bagi ia dan keluarganya.
"Sudah dari kemarin siang saya berkemah bersama keluarga saya, di sini tempatnya masih sejuk dan alami. Kalau pagi seperti ini udaranya sangat sejuk dan kicauan burungnya sangat bagus," ujar Erwin.
Ia juga menambahkan bahwa saat malam hari yang cerah bintang-bintang di langit sangat terlihat indah bulan yang terlihat dari celah-celah pepohonan menjadi panorama yang indah baginya.
Jembatan Pluyon tersebut juga menjadi spot unik untuk berfoto, bentangan jembatan yang melintasi sungai dibawahnya mampu memberi nuansa tersendiri dan akan menghiasi pada setiap frame foto.
Jembatan ini membentang melewati aliran Kali Kuning yang ada di bawahnya.
Saat ini warga sekitar telah memperluas lokasi parkir di dekat kawasan tersebut, bagi yang akan berkunjung menggunakan mobil, tidak perlu khawatir lagi untuk memarkirkan kendaraan anda.
Untuk menuju ke lokasi wisata Jembatan Pluyon ini, dari kota Yogyakarta bisa melalui Jalan Kaliurang.
Setelah itu ikuti jalan hingga ke persimpangan Pakem, ambil jalan ke kanan menuju arah cangkringan ikuti jalan terus.
Sampai di retribusi Cangkringan masih terus lurus sekitar 1 Km hingga ada pertigaan kecil, belok ke kiri dan ikuti jalan sebagian telah beraspal dan sebagian masih berupa tanah kira-kira 900 meter, sudah akan sampai di lokasi Jembatan Pluyon tersebut.