Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Guys, jika kamu sedang berbelanja di mal pasti tak asing dengan papan iklan ini.
Biasanya diletakkan di samping resto atau kafe tertentu.
Tujuannya untuk menarik pengunjung dengan iklan yang ditawarkan.
Tapi tahukah kamu jika bukan itu saja tujuannya.
Dilansir TribunTravel.com dari laman odditycentral.com, sebuah pusat perbelanjaan di Oslo, Norwegia mengungkapkan sebuah pernyataan mengejutkan.
Mereka meletakkan sebuah papan iklan yang memiliki kemampuan menganalisis fitur wajah dan menampilkan iklan yang berbeda sesuai kesukaan orang yang berhasil diidentifikasi.
Pada bagian atas papan terdapat kamera yang dilengkapi dengan sistem monitoring.
Sistem ini akan menampilkan iklan sesuai apa yang disukai orang tersebut.
Jadi iklan yang dihasilkan komputer itu akan berubah setiap kali orang lewat.
Software monitoring biasanya akan menampilkan iklan yang berbeda untuk pejalan kaki berdasarkan jenis kelamin, ciri fisik, dan ekspresi wajah.
Keberadaan iklan semacam ini dalam beberapa waktu menimbulkan perdebatan publik, terutama pengguna media sosial di Norwegia,
Banyak yang beranggapan jika mengambil gambar tanpa ijin semacam itu adalah ilegal.
Lainnya berpendapat jika cara ini sebenarnya telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun belum banyak yang menyadarinya.
Meski mendapat banyak kritikan, namun Jørn Olsen, Manajer Komunikasi dan Pemasaran ProntoTV , perusahaan yang mengembangkan sistem iklan kontroversial ini menjelaskan cara kerjanya.
Jika seseorang melihat tampilan iklan maksimal lima meter, kamera tersembunyi analisis wajah mereka dan perangkat lunak kemudian menampilkan iklan ditargetkan berdasarkan berbagai faktor dan berapa lama orang itu melihat banner.
Olsen mengatakan jika sistem ini mirip dengan bagaimana perusahaan iklan internet menggunakan statistik demografi untuk melayani iklan tertentu, dan apa yang mereka lakukan legal.
Dia berpendapat bahwa film seperti “Minority Report” memberi orang gagasan yang salah tentang bagaimana teknologi ini digunakan dalam kehidupan nyata.
Mereka berpikir, kamera sedang menonton mereka, tahu persis di mana mereka berada, namun pada kenyataannya mereka melakukan segmentasi demografis generik.