TRIBUNTRAVEL.COM - Jika datang ke Bali, Yan's House bisa jadi pilihan menginap yang tepat.
Tak hanya menyediakan kamar untuk menginap dengan pelayanan keluarga khas Bali, hotel bergaya Victorian ini juga memberikan petualangan kuliner bagi tamunya di Codegrafiti Yan's House Hotel Bali.
I MADE ASDHIANA)
Di antaranya dengan menyajikan 15 sajian yang mengangkat makanan khas Nusantara dan Bali sehingga layak tampil ke meja makan.
Penggagas dan chef Codegrafiti, Bondan Yuliarso menyampaikan, Codegrafiti merupakan entitas baru seni cita rasa yang berangkat dari ide-ide kreatif.
Juga kebebasan dan eksotika dengan mengangkat resep-resep unik agar bisa dinikmati wisatawan mancanegara saat berlibur di Bali.
"Saya butuh waktu sekitar setengah tahun untuk mewujudkan seluruh menu di Codegrafiti," kata Bondan yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang professional cooking and kitchen ini.
Juice kedondong dan juice jeruk kintamani pun tak luput hadir di meja.
Demikian juga juice salak.
Semua bahan-bahan berasal dari Bali.
Belum lagi kepiting dipadupadankan dengan sirsak.
Ada lagi manggis bertemu dengan bebek di satu piring.
Namun ada satu hidangan yang paling menonjol dan paling membuat penasaran di Codegrafiti.
Apa itu?
Namanya "Obat Nyamuk lime leaf chili paste".
Penasaran kan?
Sebelum foodies mengenal obat nyamuk cair atau elektrik, dulu, obat nyamuk berbentuk melingkar dengan warna merah atau hijau.
Untuk mengusir nyamuk, obat nyamuk tersebut dibakar dan diletakkan di pojok ruangan atau di bawah meja, kadang juga di bawah tempat tidur.
Di Codegrafiti, "obat nyamuk bakar" tersebut ditampilkan di atas meja untuk dimakan!
Berani?
Siapa takut...
Bondan menuturkan, 20 tahun yang lalu merupakan hal yang lumrah di restoran sepanjang Pantai Kuta, pasti di bawah meja selalu ada obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk.
"Sekarang Codegrafiti membawa obat nyamuk bakar ini yang semula di bawah meja kita tampilkan di atas meja," katanya sambil tersenyum.
Tampilan Obat Nyamuk lime leaf chili paste sangat menipu mata karena mirip dengan obat nyamuk bakar.
"Obat nyamuk" melingkar berwarna hijau itu diletakkan di atas kertas yang dilipat-lipat.
Bahan "obat nyamuk bakar" ini, menurut Bondan menggunakan beras hitam, cabai, daun jeruk, bawang dan tinta cumi.
Di ujung "obat nyamuk bakar" ada lima titik besar yang rasanya, hmm... sedikit pedas.
Saat dikunyah, rasa "obat nyamuk bakar" mengajakmu seperti mengunyah keripik dan rasa pedas begitu dominan saat mengunyah titik-titik warna krem itu.
Sebuah pengalaman tak terhingga, "obat nyamuk bakar" ternyata bisa disantap dan enak pula...
Menurut I Kadek Agus Sudira, CEO Yan's House Hotel Bali, tahun 70-an restoran-restoran di Kuta selalu menyiapkan obat nyamuk bakar ini di bawah meja.
Rabu (17/5/2017). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
"Kini kami tampilkan 'obat nyamuk bakar' di atas meja untuk mengenang suasana dan sejarah masa lalu."
"Cabai berwarna merah melambangkan api dan semangat untuk tetap selalu mempertahankan tradisi dan jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Agus.
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul "Obat Nyamuk Bakar" Ini Bisa Dimakan? Bisa...