Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tak suka bergosip.
Bagi sebagian besar wanita, kegiatan ini menjadi barang wajib dalam menjaga hubungan sosial.
Mulai dari mengomentari isu yang berkembang di media sosial sampai permasalahan pribadi.
Tak jarang mereka menghabiskan berjam-jam untuk membahas hal-hal yang kemungkinan merugikan orang lain.
Tak heran jika ada pepatah yang menyebutkan jika diam adalah emas.
Pepatah itu ternyata bukan sekedar tulisan.
Kenyataannya tidak banyak berbicara atau membatasi percakapan sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Tak heran jika beberapa tempat terapi menyarankan pasiennya untuk tidak berbicara untuk mencapai tingkat spiritual yang diinginkan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman articlesofhealthcare.com berikut 5 manfaat mengurangi bicara bagi kesehatan.
1. Meningkatkan kesadaran
Tidak banyak berbicara dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, mempertajam fokus dan konsentrasi otak.
Hal ini sangat penting diterapkan bagi mereka yang sering merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Metode ini juga dapat meningkatkan produktivitas otak.
2. Regenerasi sel-sel otak
Diam dengan konsentrasi penuh dan meditasi dapat membantu meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak.
Sel otak biasanya bekerja untuk mengingat dan memahami hal-hal yang menguntungkan diri.
3. Menghilangkan stres
Gelombang suara yang didengar akan dihapus oleh sistem saraf otak.
Namun jika terlalu banyak dan berisik dapat mengakibatkan stres.
Untuk itu semakin sedikit suara yang didengar dan diproses oleh otak, tingkat stres akan menurun.
4. Menyembuhkan insomnia
Sulit untuk tidur?
Cobalah untuk diam dan menenangkan diri.
Cara ini dapat membantu proses penyembuhan insomnia, juga membantu mengurangi kelelahan.
5. Menurunkan tekanan darah
Ada banyak cara untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Satunya dengan menciptakan suasana tenang dan sedikit bicara.
Jika hal itu dilakukan maka tekanan darah dapat kembali normal dan melegakan pernafasan.
Hal ini juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang terkena asma.