Breaking News:

Miris! Pria Ini Ungkap Sisi Gelap Jepang yang Dikenal Sebagai Negara Kaya dan Glamor

Namun, ada beberapa kenyataan pahit di balik keberhasilan Jepang sebagai negara maju.

pulitzercenter.org
Orang Jepang di kafe internet. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta

TRIBUNTRAVEL.COM - Berbicara mengenai kedisiplinan kerja, nampaknya Negeri Matahari Terbit sudah tak perlu diragukan lagi.

Jepang memang tersohor dengan kedisplinan dan tingkat produktivitas yang tinggi.

Berkat budaya kerjanya itu maka mereka menjadi bangsa yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika.

Namun tahukah kamu, ada beberapa kenyataan pahit di balik keberhasilan negara maju ini.

Seorang pria asal China, bernama Elliot Chen mengungkapkan sisi lain dari Negeri Sakura yang tidak banyak diketahui oleh orang.

Dilansir TribunTravel dari laman worldofbuzz, Chen pernah menghabiskan beberapa waktu di Jepang, dengan belajar bahasanya dan juga mempunyai pacar di sana.

Namun, ia melihat beberapa sisi mengerikan yang ketika tinggal di sana.

"Jepang adalah sebuah negara di mana kelemahannya tersembunyi di bawah lapisan pembungkus yang indah dan kebanyakan orang asing terlalu banyak menikmati pembungkusnya," kata Chen.

Nah, berikut adalah beberapa fakta mengejutkan yang ia ungkapkan.

2 dari 4 halaman

1. Jepang dikenal sebagai negara kaya, tapi menyiman sisi pahit

asiawebdirect.com
asiawebdirect.com

Kesan pertama yang Chen rasakan ketika datang sebagai turis dan melihat kerlap kerlip lampu di Shinjuku, jelas beranggapan bahwa Jepang adalah negara yang kaya.

Semuanya serba jempolan, mulai dari makanan yang lezat, toilet otomatis yang mewah, sempurna, dan modern.

Namun jika digali lebih dalam, ada fakta mengejutkan di mana banyak orang Jepang mulai menurun ke tingkat kemiskinan.

Cerita singkat, Chen pernah tinggal di sebuah kafe manga semalaman karena ketinggalan kereta.

grrrltraveler.com
grrrltraveler.com

Kafe manga adalah tempat tinggal termurah dengan fasilitas komputer, minuman, bahkan orang-orang yang membaca manga dan bersantai juga bisa mandi.

Ketika ia terbangun pukul 07.00 pagi, ia baru menyadari bahwa ada beberapa orang yang benar-benar tinggal di kafe ini.

Mereka bangun dan mengenakan pakaian kantor, lalu pergi bekerja.

Sisanya mungkin wisatawan seperti Chen, namun miris bukan melihat kejadian ini?

Jika kamu pergi di beberapa daerah terpencil, maka kamu akan menyadari bahwa Jepang lambat laun akan menurun.

3 dari 4 halaman

Kota-kota besar seperti Tokyo telah menjadi pusat bisnis, sehingga membuat banyak toko kecil ditutup karena tidak mampu bersaing.

Usaha kecil tidak bisa bersaing dengan jaringan toko modern maupun restoran di sekitar stasiun kereta api, sehingga hidup mereka benar-benar tertekan.

2. Orang Jepang dikenal sopan dan baik

media.licdn.com
media.licdn.com

Orang Jepang sopan dalam situasi tertentu dan akan sangat baik bagi orang asing ataupun wisatawan.

Namun sayangnya, ketika Chen tidak lancar berbahasa Jepang ataupun menggunakan bahasa Inggris, kadang-kadang ia mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan.

Menurut Chen, orang Jepang memiliki masalah interaksi dengan orang lain.

Ia tinggal di sebuah sharehouse bersama orang Jepang dan mereka jarang sekali berbicara satu sama lain.

Sepertinya, mereka tidak ingin membuat kontak mata dan berusaha menghindari untuk saling melihat satu sama lain di lorong-lorong.

Padahal mereka dikenal oleh publik, sebagai masyarakat yang ramah senyum dan selalu membungkuk bertemu wisatawan, namun hal diatas tak banyak diketahui turis.

3. Orang-orang terlihat senang

worldofbuzz.com
worldofbuzz.com
4 dari 4 halaman

Seringkali orang Jepang tidak terlihat mengeluh dengan yang dilakukan orang asing.

Mereka terlihat periang dan tahan banting, namun semua itu akan menghancurkan bagi orang yang tidak dapat mengatasinya.

Angka bunuh diri di Jepang sangat tinggi.

Banyak orang melompat di depan kereta, bahkan pemerintah sampai memberikan denda kepada keluarga mereka untuk mencegah angka bunuh diri.

Ada generasi pria yang dikenal sebagai Soshoku atau laki-laki herbivora yang pada dasarnya telah menyerah pada pernikahan dan cinta.

Mereka tidak mampu membelinya, mereka tidak ingin bekerja sampai mati untuk membina sebuah keluarga.

Sebaliknya, mereka memiliki obsesi dengan anime atau internet untuk mengisi waktu mereka.

Lebih dari 50 persen pria berumuran 20 hingga 30 tahun mengalaminya.

Nah, itulah beberapa sisi gelap dari Jepang yang diungkapkan Chen, namun ia juga menyebutkan bahwa banyak pula sisi baik Jepang yang membuatnya jatuh cinta dengan negara ini.

Selanjutnya
Tags:
JepangShinjukuNegeri Sakura Ikan Shisamo Donburi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved