lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Sungguh menyedihkan, seorang wanita bernama Jokiva Rivers (22) dari New Orleans harus menelan kepaitan bahwa ia menderita kelainan gentik langka.
Ketika terkena sinar matahari seluruh wajahnya, mulai dari pipi hingga leher mulai melepuh.
Penyakitnya memburuk dan bercak merah mulai menyebar, tapi dokter tidak yakin apa penyebab yang sebenarnya.
Awalnya Rivers didiagnosis alergi terhadap sinar matahari, tapi ternyata anggapan itu salah.
Setelah sekali lagi berkonsultasi dengan dokter, ia disarankan untuk menjalani tes medis lagi untuk melihat kejanggalan apa yang terjadi padanya.
Akhirnya ia diberitahu bahwa menderita lupus, suatu kondisi genetik yang dapat memicu iritasi, bengkak ataupun masalah kulit lain diikuti paparan sinar matahari.
Cara satu-satunya jika tetap ingin aman meninggalkan rumah adalah dengan mengenakan pakaian rapat dan juga memakai krim tabir surya untuk mencegah penyakitnya semakin parah.
"Saya awalnya didiagnosis salah," ungkap Rivers
Tentu saja kondisinya dengan muka kemerahan dan lecet ini membuatnya tidak cukup percaya diri untuk pergi ke luar.
Beberapa bulan kemudian ia harus pergi ke rumah sakit karena gagal ginjal.
"Saya berjuang untuk makan, minum, berjalan, dan bahkan tidur. Tempat tidur saya akan menutup keringat setiap pagi dan kulit saya menjadi sangat merah dan melepuh," ungkapnya.
Lupus menyebabkan ruam kulit di seluruh tubuh dan dapat mengancam jiwa dalam beberapa kasus.
Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang mulai menyerang dan merusak sel-sel sehat, jaringan dan organ, serta rentan terhadap sinar matahari.
Lepuh sering muncul setelah terkena paparan sinar matahari, yang dikenal sebagai ruam fotosensitif, karena pasien lebih rentan terhadap gelombang ultraviolet.
Dokter mendiagnosis Rivers, ia harus mengalami kondisi ini selama sisa hidupnya.
Rivers juga menjalani kemoterapi untuk mencoba dan membantu sistem kekebalan tubuhnya, walaupun tidak yakin efek pada tubuhnya.
Sekarang, ia harus mengkosumsi 21 pil setiap hari untuk mencegah penyakitnya ini semakin parah.
Untunglah, Howard (23) suaminya selalu siap sedia menjadi penjaganya.
Rivers juga telah putus asa untuk memiliki bayi bersama suaminya.
"Dia sudah begitu baik padaku dan belum ada ketegangan apaun pada hubungan kita sama sekali."
"Walaupun saya sakit, ia masih bersama saya dan tetap mendukung saya untuk menjalani ini semua, " tambahnya.
Karena kondisi dan semua pengobatan yang ia jalani, ia haus rela mengubur mimpinya menjadi seorang praktisi perawat.
Rivers bergabung bersama kelompok pendukung penderita lupus, sehingga ia dapat berbicara dengan orang lain yang menderita seperti dirinya.
