Laporan Wartawan Tribun Bali, Lugas Wicaksono
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Belasan kapten jukung di Pantai Sentral Lovina, Singaraja telah mempersiapkan perahu jukungnya untuk mengantarkan puluhan wisatawan yang sudah berkumpul di Patung Dolphin untuk menyaksikan lumba-lumba sejak jam menunjukkan pukul 05.00 WITA.
Satu perahu jukung dapat mengantar dua sampai enam wisatawan menyaksikan atraksi lumba-lumba di laut lepas.
Pagi itu sebagian besar adalah wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara di Benua Eropa.
Satu orang wisatawan dapat membayar Rp 100 ribu untuk jasa antar menggunakan jukung.

Jika ingin lebih privat, dapat pula menyewa satu jukung senilai Rp 500 ribu.
Dari atas jukung itu wisatawan sudah dapat menikmati atraksi lumba-lumba dua sampai tiga jam di laut lepas.
Para wisatawan ini sengaja berangkat sejak pagi buta karena kawanan lumba-lumba biasa melintas di pantai itu saat pagi hari.
Sekaligus mereka dapat menikmati keindahan sunrise (matahari terbit) dari atas perairan.
Petualangan untuk bertemu kawanan lumba-lumba ini dapat dikatakan gampang-gampang susah, perlu keberuntungan dan kesabaran untuk bertemu hewan mamalia ini.
Jika beruntung, kita sudah dapat menjumpainya setelah hanya menempuh perjalanan sekitar 30 menit saja.
Kawanan lumba-lumba sesekali akan berenang dengan menampakkan diri timbul tenggelam di laut lepas.
Sesekali pula jika beruntung, kita akan menjumpai mereka meloncat sembari menari dari dalam air.
Momen langka itulah yang ditunggu-tunggu wisatawan.

Dari atas jukung, mereka dengan seksama memperhatikannya dan berteriak kegirangan ketika menjumpai lumba-lumba.
Tidak sedikit pula yang berusaha mengabadikannya dengan kamera yang dibawanya.
Perairan Bali Utara yang menjadi lintasan kawanan lumba-lumba ini menjadi daya tarik wisata karena para wisatawan mendapatkan sensasi menyaksikan atraksi lumba-lumba liar langsung dari laut lepas.
Ketut Tapak (40) sudah 25 tahun berprofesi sebagai kapten jukung.
Dia telah mengantar banyak wisatawan dari berbagai negara.
“Saya sudah dari usia 15 tahun mulai nganter-nganter tamu. Dulu kita masih pakai perahu layar dan belum banyak jumlahnya seperti sekarang. Mulai tahun 1990-an, kita mulai pakai jukung yang bermesin. Ketika itu alasannya biar lebih cepat,” kata pria asal Desa Anturan ini.
Lovina terletak sekitar 72 km dari Pelabuhan Gilimanuk atau dapat ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan.
Sementara jarak Lovina dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, sekitar 102 km melintasi Jalan Raya Bedugul atau tiga jam perjalanan.