TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini, 71 tahun yang lalu, sebuah pertempuran maha dahsyat meletus di sebuah kota di Jawa bagian timur.
Sebuah pertempuran yang kelak di kemudian hari diperingati sebagai Hari Pahlawan, adalah pertempuran pertama rakyat Indonesia dengan pasukan asing, usai merdeka.
Ya, Pertempuran Surabaya atau biasa disebut Peristiwa 10 November yang akan selalu dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana tidak, pertempuran rakyat Indonesia dengan tentara Inggris, si pemenang Perang Dunia II begitu heroik dan habis-habisan.
Inggris yang semula ingin melucuti senjata tentara Jepang, menambah niatan itu untuk mengembalikan Indonesia sebagai jajahan Belanda.
Tentu, hal ini ditolak mentah-mentah orang yang dibuktikan dengan munculnya pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara Sekutu dan Belanda.
Hingga puncaknya adalah Pertempuran 10 November di Surabaya, saat tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar.
Di balik pertempuran super heroik itu, rupanya ada beberapa hal dan fakta menarik yang wajib kamu tahu guys.
Agar kamu semakin mengenal dan mengenang jasa para pahlawan yang telah mati-matian mempertahankan kemerdekaan RI.
Ini dia daftarnya yang berhasil dirangkum TribunTravel.com dari berbagai sumber.
1. Kekuatan Tentara Inggris
Sebagai pemenang dalam Perang Dunia II, Inggris tentu habis-habisan dalam pertempuran ini.
Surat kabar Times di London mengabarkan, kekuatan Inggris terdiri dari 25 ponders, 37 howitser, 15 tank Sherman, HMS Sussex.
Dibantu empat kapal perang destroyer, 12 kapal terbang jenis Mosquito, 15.000 personel dari Divisi 5, dan 6.000 personel dari Brigade 49 The Fighting Cock.
Dan semua senjata ini, hanya dilawan para pejuang NKRI dengan senapan kuno, keris, dan bambu runcing!
2. Paling Tidak Ingin Diingat

wikipedia.org
Mengingat dahsyatnya Pertempuran Surabaya, peristiwa ini merupakan satu pertempuran yang paling tak ingin diingat Sekutu, utamanya Inggris.
Bagaimana tidak, di kota inilah pasukan elite Inggris dipaksa mengibarkan bendara putih dan meminta bantuan pimpinan Indonesia untuk menghentikan perang.
Ditambah, Inggris juga dibantu tentara pinjaman dari Nepal, Gurkha yang merupakan prajurit tangguh dari Pegunungan Himalaya, Nepal.
Meski demikian, pejuang Indonesia tak pernah gentar dengan pertempuran ini.
Malahan Inggris mengakui, baru pertama kali mendapat musuh seberat dan sehebat rakyat Surabaya.
Dalam Pertempuran Surabaya, Inggris tak hanya kehilangan satu melainkan dua jenderal yaitu Brigadier General Aubertin Walther Sother Mallaby dan Brigadier General Robert Guy Loder Symonds.
3. Tewasnya Brigjen Mallaby

wikimedia.com
Ada beberapa versi tentang tewasnya Brigjen Mallaby yang jadi satu penyebab utama Pertempuran Surabaya.
Pertama, ia terkena granat saat menaiki mobil Buick milik Residen Surabaya, Sudirman untuk sosialisasi gencatan senjata.
Versi kedua, mobil Buick yang ditumpangi Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kedua kubu terlibat salah paham dan berakhir dengan aksi tembak-menembak.
Mallaby pun tewas akibat tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang, tak diketahui identitasnya.
4. Libatkan Banyak Kalangan
Pertempuran Surabaya melibatkan banyak kalangan dari pihak Indonesia.
Mulai dari Tentara Keamanan Rakjat, tentara Hizbullah, dan Sabilillah, tokoh agama, para kiai, santri, hingga para bonek alias bondo nekat yang terdiri dari para remaja usia belasan tahun.
Jangan lupakan, pertempuran ini juga melibatkan TKR Chunking yang terdiri atas warga Tionghoa di Surabaya.
Para wanita dan remaja putri pun tak mau kalah dengan bertugas sebagai perawat dan menyediakan makanan di dapur umum.
Sementara itu, seorang gadis Tionghoa, melalui radio yang dikelola komunitas Tionghoa setempat, berpidato menggunakan bahasa Inggris.
Ia meminta bantuan kepada Pemerintah Republik Tiongkok untuk membantu rakyat Surabaya.
5. Suasana Pertempuran

Dalam bukunya, Birth of Indonesia, David Wehl menulis, di pusat kota, pertempuran lebih dahsyat, jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya.
"Mayat dari manusia, kuda-kuda dan kucing-kucing serta anjing-anjing, bergelimpangan di selokan-selokan; gelas-gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telepon bergelantungan di jalan-jalan, dan suara pertempuran menggema di tengah-tengah gedung-gedung kantor yang kosong."
"Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman."
"Kemudian dengan cara yang lebih terorganisasi dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang."
6. Kode Khusus
Lantaran tak memiliki pengalaman bertempur, kisah polosnya para pejuang memiliki kisah tersendiri.
Ada yang menyangka jika granat akan meledak sendiri bila terbentur tembok atau tanah.
Ada juga yang memberikan kode khusus untuk memberi tanda jarak bom atau mortir akan meledak.
Jika terdengar 'Siiiuttt' tandanya bom masih jauh, sedangkan bila sudah dekat akan terdengar 'wes-ewes.'
Banyak juga pejuang dari laskar-laskar yang ada di Surabaya belum tahu cara melempar granat.
Mereka tak paham kalau sebelum dilempar, granat harus dicabut picunya terlebih dahulu.
7. Bung Tomo Ditawan
Siapa sangka, sebagai penggerak Pertempuran Surabaya, Bung Tomo malah ditawan oleh laskar.
Usut punya usut, penawanan itu adalah instruksi dari Cak Mus alias dr Mustopo, Pemimpin Markas Besar Tentara Jawa Timur, untuk melindungi Bung Tomo yang dianggap sebagai orang penting.
Nah, Cak Mus juga punya kisah tersendiri.
Saat berorasi, alih-alih mengutuk, Cak Mus justru memuji tentara NICA dan Sekutu.
“NICA, NICA, NICA, jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat. Kalian tahu aturan Inggris, kalian pintar, sudah sekolah tinggi. Kalian tahu aturan, jangan mendarat!” kata dia.
8. Ditukar dengan Pisau Dapur
Saat melawa Sekutu, Bung Tomo dan pemuda lainnya aktif melobi tentara Jepang untuk menyerahkan senjata pada Indonesia.
Berbekal kartu pers wartawan Domei, Bung Tomo berhasil membohongi tentara Jepang dan mengatakan pada tentara Jepang, pimpinan sudah setuju,
Nah saat menyita senjata, ada tentara Jepang yang mengadu bayonetnya disita.
Padahal sebagai juru masak, bayonet sangat penting untuk memasak.
Tak kurang akal, Bung Tomo menyuruh seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dapur dan ditukarkan dengan bayonet itu.
9. Jumlah Korban

Pertempuran Surabaya tak hanya terjadi dalam waktu sehari semalam, melainkan hingga tiga minggu!
Hingga kini, belum diketahui jumlah korban jiwa yang tewas secara pasti dalam peristiwa ini, baik dari pihak pejuang Indonesia maupun tentara Inggris.
Ada sejarawan yang menyebut, korban pertempuran dari Indonesia mencapai 160 ribu pejuang.
Jumlah ini diperkirakan lebih besar dari pertempuran antara Pasukan Hitler melawan sekutu pada 1944.
Ada juga yang menyebut, setidaknya 6 ribu-16 ribu pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200 ribu rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.
Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600-2000 tentara.
Sumber lainnya, korban pertempuran ini memakan korban sekitar 20 ribu di pihak Indonesia dan 1.500 di pihak sekutu.
Selain itu, pihak Inggris menemukan di puing-puing kota Surabaya dan di jalan-jalan 1.618 mayat rakyat Indonesia ditambah lagi 4.697 yang mati dan luka-luka.

Sementara itu menurut laporan dr Moh Suwandhi, Kepala Kesehatan Jawa Timur, jumlah yang dimakamkan secara massal di Taman Bahagia di Ketabang, di makam Tembokgede, di makam kampung-kampung di Kawatan, Bubutan, Kranggan, Kaputran, Kembang Kuning, Wonorejo, Bungkul, Wonokromo, Ngagel dan di tempat-tempat lain adalah 10 ribu orang.
Artiny, sekitar 16 ribu korban telah jatuh di medan laga bumi keramat kota Surabaya.
Sementara tentara Inggris hanya kehilangan 618 serdadu.
Pertempuran Surabaya disebut sebagai perang terbesar dan terberat dalam sejarah Indonesia.
Oleh karena itu, peristiwa ini dikenang sebagai Hari Pahlawan Nasional.