TRIBUNTRAVEL.COM - Pusat Studi Strategi Islam di Amman, Jordania membuat daftar 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia.
Hal ini bukanlah kali pertama dilakukan Pusat Studi Strategi Islam, namun sudah delapan kalinya.
Dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com, daftar ini memang masih didominasi tokoh agama dan kepala negara.
Peringkat pertama ditempati Profesor Dr Sheikh Ahmar Muhammad al-Tayeb, pemimpin Universitas Al-Azhar sekaligus imam besar masjid Al-Azhar, Kairo.
Peringkat kedua dan ketiga ditempati Raja Jordania Abdullah II dan Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud dari Arab Saudi.
Sementara itu, di peringkat keempat terdapat nama Ayatollah Hajj Sayyid Ali Khamenei, pemimpin spiritual Republik Islam Iran.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia?
Indonesia ternyata menyumbangkan empat nama.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menempati posisi ke-13 daftar tokoh Islam paling berpengaruh ini.
Dalam keterangan yang ditulis tentang Presiden Jokowi, lembaga ini menyebut dia sebagai seorang politisi sukses dan bersih.
Lembaga ini juga menyitir aksi blusukan yang kerap dilakukan Joko Widodo untuk mendengar langsung keluhan masyarakat.
Meski menuai kritikan, tetapi aksi ini sukses membuat Jokowi menjadi sosok pejabat yang dekat dengan rakyat.
Ketua Nahdlatul Ulama (NU), KH Said Aqil Siradj ada di urutan ke-20.
Dengan struktur kepemimpinan yang solid di tingkat daerah hingga pusat, KH Aqil Siradj tak salah jika dianggap sangat berpengaruh dalam pergerakan Islam Sunni di Indonesia.
Tak hanya KH Said Aqil Siradj, pemimpin Muhammadiyah, Dr Din Syamsudin menduduki peringkat ke-41.
Din Syamsudin juga dinilai aktif dalam dialog antar-agama dan antar-budaya.
Selain itu, Muhammadiyah juga aktif mencari solusi konflik di Thailand Selatan dan Filipina Selatan.
Sementara itu, Rais Amm dari Jamiyah Ahli Tahriqah al-Mu'tabarah al-Nahdliyah di Pekalongan, Jawa Tengah, Habib Luthfi menempati peringkat ke-45.
Habib Luthfi juga merupakan pemimpin spiritual tarekat Ba Alawi di Indonesia.
Tarekat ini adalah para keturunan Nabi Muhammad yang bermigrasi ke Hadramaut, Yaman, pada masa-masa awal sejarah Islam.
Sepanjang hidupnya, Habib Luthfi sudah mendirikan ribuan sekolah dan masjid di Indonesia dan memiliki jutaan pengikut.
Publikasi yang dikeluarkan Pusat Studi Strategi Islam bertujuan memberi apresiasi kepada mereka yang telah memberi pengaruh baik bagi sesama muslim, negaranya, atau bahkan dunia.
Mereka yang dianggap berpengaruh adalah yang memiliki kekuatan (baik budaya, ideologi, keuangan, politik, atau hal lainnya) untuk membuat perubahan yang memberi dampak signifikan bagi dunia Muslim atau dunia pada umumnya.
Pusat Studi Strategi Islam mengklaim pemilihan orang-orang dalam publikasi ini bukan dimaksudkan sebagai dukungan pada pandangan orang-orang tersebut.
Hanya sekadar mengukur pengaruh mereka.