Laporan Wartawan Tribun Bali, Made Cintya Dewi
TRIBUNTRAVEL.COM, DENPASAR - Dari sederetan wisata kuliner yang menawarkan menu seafood di Pantai Serangan, Waroeng Tepi Pasih yang berlokasi di Jalan Tukad Punggawa, No 18, Serangan, Denpasar, Bali menawarkan menu seafood yang paling berbeda.
Warung makan ini menyajikan olahan toro atau bulu babi (landak laut) sebagai menu utamanya.
Mungkin sebagian orang akan merasa ngeri dan bahkan tidak berani menikmati kuliner yang satu ini.
Karena binatang laut ini dipenuhi bulu lancip dan panjang yang menyeramkan di sekujur tubuhnya.
Menyentuhnya saja, orang sudah takut, apa lagi untuk mengonsumsinya.
Di balik wujudnya yang mengerikan dan cangkangnya yang cukup keras, ternyata bagian dalamnya memiliki kandungan protein tinggi juga kaya akan vitamin yang tentunya sangat baik untuk tubuh.
Selain itu, daging yang ada di dalam cangkang landak adalah sumber dari makanan lezat.

Tribun Bali/Made Cintya Dewi
Sebagian orang juga percaya daging landak laut ini dapat menambah vitalitas dan stamina pria dewasa.
Agar dapat disantap, landak laut dibersihkan dulu, kemudian dibelah cangkangnya dan diambil dagingnya.
Lalu setelah itu dagingnya kembali dibersihkan.
Tidak sembarang orang bisa mengolahnya dengan baik, sebab jika belum terbiasa melakukannya, maka daging landak akan menjadi pahit.
Binatang laut yang satu ini memang tak kalah nikmatnya dibandingkan dengan jenis hewan laut lainnya seperti ikan, kerang, dan kepiting.
Bahkan landak laut ini bisa diolah menjadi kuliner yang sangat lezat.
Di Waroeng Tepi Pasih, landak laut ini diolah menjadi nasi goreng toro (landak laut).
Sebelum dicampurkan ke dalam nasi daging, landak laut digoreng terlebih dahulu agar tidak amis.
Setelah itu, barulah landak dicampurkan ke dalam nasi goreng.
Meskipun daging landak tidak terlalu terlihat di dalam nasi goreng, namun rasa daging landaknya sangatlah kuat dan terasa sekali nikmatnya.
Nasi goreng toro ini tidak hanya disukai oleh orang lokal, banyak juga wisatawan asing yang memesan menu ini.
Pemilik Waroeng Tepi Pasih, Wayan Miyasti mengatakan nasi goreng toro yang menggunakan landak laut hanya disediakan di rumah makannya.
“Setahu saya nasi goreng toro ini hanya ada di sini. Banyak tamu asing jauh-jauh dari Ubud datang ke sini hanya ingin makan nasi goreng toro. Saya juga tidak tahu mereka itu tahunya dari mana kalau di sini ada nasi goreng toronya. Bahkan ada juga tamu paginya makan nasi goreng ini, siangnya juga mesen itu dan malamnya juga itu,” ujar Wayan Miyasti kepada Tribun Bali.

Tribun Bali/Made Cintya Dewi
Dalam daftar menu olahan landak laut, memang hanya ada dalam bentuk nasi goreng toro.
Tapi jika pengunjung ingin memesan landak laut dalam bentuk olahan lain juga bisa disajikan.
Hanya saja pengunjung harus memesan minimal dua atau satu hari sebelumnya.
Hal itu dikarenakan landak laut mulai langka dan susah untuk didapatkan.
“Kami memang tidak membuat menu landak lainnya. Kami tidak berani karena landak laut itu sulit untuk dicari. Di samping itu landak laut ini tidak bisa distok. Dia hanya tahan 1 sampai 2 hari saja. Jika lebih dari itu, dia akan bau. Meskipun kami punya langganan dari nelayannya langsung, tapi itu tidak bisa menjamin juga, karena landak laut itu musiman, dia ada banyak hanya di hari-hari tertentu saja,” jelas suami Wayan Miyasti, Ketut Arya Saputra.

