TRIBUNTRAVEL.COM - Sudah sejak ribuan tahun lalu masyarakat Eropa senang mengunyah getah pohon mastic.
Orang Indian Kuno di Jazirah Yucatan, Amerika juga punya kebiasaan yang sama.
Bedanya, mereka mengunyah getah pohon sawo.
Alasannya, mengunyah getah yang harum dingin-dingin pedas ini bisa menyegarkan nafas dan membersihkan gigi.
Dilansir TribunTravel.com dari Intisari-online.com, kebiasaan mengunyah juga dilakukan orang Eskimo di kutub utara.
Bukan getah pohon yang mereka kunyah, melainkan lemak ikan.
Getah kenyal yang dikunyah orang zaman dahulu tidak seenak permen karet saat ini.
Pertengahan abad ke-19 diktator Meksiko, Jenderal Antonio Lopez de Santa Anna, terpaksa melarikan diri ke Staten Island di New York.
Ia berbekal banyak sekali chicle, yaitu getah pohon sawo untuk dikunyah-kunyah di kala stres.
Konon mengunyah-ngunyah bisa menghilangkan ketegangan.
Seorang penemu bernama Thomas Adam kemudian meneliti getah pohon karet.
Ia menggiling getah kenyal itu sampai tipis kemudian menambahkan gula dan wewangian.
Hasilnya, jadilah permen karet yang lebih enak daripada yang dimakan Diktator Santa Anna.
Hasil buatannya ini pun diproduksi lebih banyak dan laris dipasaran.
Akhir abad ke-19, penggemar permen karet kebanyakan perempuan.
Namun, tahun 1914, laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa, menyukai permen karet.
Karena mengunyah permen karet dianggap berkhasiat menenangkan, tentara Amerika Serikat pada Perang Dunia II dibekali permen karet.
Setiap tentara rata-rata menghabiskan tiga ribu potong permen karet setahun.
Amerika Serikat bahkan menjatuhkan permen karet dari pesawat terbang di Filipina ketika negara itu diduduki Jepang.
Pada kemasan permen karet itu tertulis janji Jenderal Douglas MacArthur, "I shall return" (saya akan kembali).
MacArthur memang berjanji akan datang kembali untuk mengusir Jepang.
Sejak Perang Dunia II, permen karet tidak lagi dibuat dari getah pohon sawo, tetapi dari bahan sintetis.
Di Amerika Serikat sendiri mulanya mengunyah permen karet di muka umum dianggap kebiasaan yang menjijikkan.
Kemudian zaman berubah.
Bukan cuma tentara dibekali permen karet, tetapi bintang-bintang olahraga seperti Michael Jordan pun akrab sekali dengan permen kenyal yang dikunyah-kunyah itu.
Pelatih sepakbola pun seringkali terlihat mengunyah permen karet di pinggir lapangan.
Sekarang, permen karet boleh dikunyah di mana-mana, kecuali saat beribadah, di dalam kelas, dan pada acara resmi.
Eits, tapi tidak semua negara memperbolehkan warganya mengunyah permen karet.
Jika ketahuan, kamu bisa kena denda hingga jutaan rupiah, lho.
Negara yang punya aturan ini yaitu Singapura.
Menurut mereka, sisa permen karet susah dibersihkan jika menempel.