Breaking News:

4 Kejadian Buruk yang Dialami Wisatawan saat Liburan ke Luar Negeri

Berikut beberapa kejadian buruk yang menimpa wisatawan saat liburan ke luar negeri dan menjadi berita utama internasional:

Youtube
Ilustrasi kematian 

TRIBUNTRAVEL.COM - Empat kematian wisatawan Amerika Serikat yang tubuhnya terlihat seperti babak belur menjadi misteri.

Sebelumnya, mereka sempat dirawat di rumah sakit mewah di Republik Dominika tahun 2019 ini.

Halaman perjalanan internasional Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, "Mengunjungi negara-negara lain bisa menjadi pengalaman hebat."

TONTON JUGA

Meskipun begitu, perencanaan perjalanan yang baik, bisa juga berakhir buruk dan pengalaman pahit.

Berikut beberapa kejadian buruk yang menimpa wisatawan saat liburan ke luar negeri dan menjadi berita utama internasional:

Investigasi di Fiji

Pada 22 Mei 2019, pasangan Texas David dan Michelle Paul menginap di satu hotel di Pulau Denarau, Fiji.

Marc Calanog, ayah Michelle, mengatakan, dia mendapat pesan teks dari putrinya.

"Kami berdua akan pergi ke dokter sekarang. Kami sudah muntah selama delapan jam. David juga mengalami diare. Tanganku mati rasa, " tutur Marc Calanog menirukan tulisan pesan dari putrinya.

2 dari 4 halaman

Namun, pada 25 Mei 2019, dia mendapat telepon yang mengabarkan bahwa Michelle telah meninggal dunia. Dua hari kemudian, David menyusulnya ke alam baka.

Menurut Marc Calanog kepada ABC News, pasangan itu sebelum bepergian dalam keadaan sehat.

Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis Fiji mengatakan, staf dan petugas kesehatan yang berhubungan dengan pasangan tersebut diawasi.

Pengawasan itu sebagai tindakan pencegahan, tetapi semua baik-baik saja.

Kementerian mengatakan, mereka juga bekerja sama dengan polisi setempat, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Mereka bekerjasama untuk menyelidiki penyebab kematian wisatawan tersebut.

Fiji adalah rumah bagi lebih dari 900.000 wisatawan.

Negara itu merupakan tujuan wisata populer berkat iklimnya yang hangat, pantai pasir putih, dan terumbu karang.

Tragedi di Mesir

Agustus tahun 2018, pasangan Inggris John dan Susan Cooper pergi ke Hurghada, Mesir.

Mereka traveling bersama putri dan cucunya untuk berlibur.

Pada 20 Agustus, mereka kembali ke kamar penginapan dan mencium bau menyengat seperti aseton.

3 dari 4 halaman

Putri mereka, Kelly Ormerod, dan cucu perempuannya pindah ke kamar lain karena tak sanggup menahan bau menyengat yang membuat Ormerod sakit.

Menurut BBC, seorang turis Jerman di kamar sebelah juga segera check out karena aroma tak sedap itu.

Keesokan harinya, pada 21 Agustus 2018, John dan Susan Cooper, ditemukan tewas.

Nick Gent, penasihat medis senior di Public Health England, mengatakan, pasangan itu kemungkinan terkena penyakit menular atau bahan kimia beracun.

Tetapi pada Maret 2019, seorang jaksa penuntut Mesir mengatakan pasangan itu meninggal karena bakteri E. coli.

"Orang-orang Mesir mencari seseorang untuk disalahkan dan saya tidak percaya satu menit pun yang menyebabkan kematian mereka," kata Ormerod.

"Belum pernah ada orang yang meninggal karena E.coli dalam waktu yang singkat," katanya lagi.

Thomas Cook dari biro travel mengatakan, tingkat bakteri E. coli dan staphylococcus tinggi.

Bakteri itu bisa menyebabkan sindrom syok toksik yang ditemukan di hotel tempat pasangan itu tinggal.

Perusahaan resor pun mengevakuasi 300 tamu sebagai tindakan pencegahan tak lama setelah kematian Coopers.

Sementara itu, pemerintah Inggris mengeluh bahwa mereka belum menerima laporan medis penting dari pemerintah Mesir untuk mengidentifikasi penyebab kematian warganya.

Nick Harris, kepala hukum perjalanan di Simpson Millar Solicitors yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada Daily Express tahun lalu.

4 dari 4 halaman

Dia mewakili 25 orang yang jatuh sakit di resor yang sama tempat Coopers jatuh sakit.

Misteri di Vietnam

Pada 2011, 11 wisatawan dan pemandu wisata Vietnam tenggelam bersama perahu mereka di Teluk Ha Long.

Setahun kemudian, warga Wisconsin, Kari Bowerman (27) dan Kanada Cathy Huynh (26), melakukan perjalanan backpacking di Vietnam.

Pengajar bahasa Inggris di Korea Selatan ini dilarikan ke Rumah Sakit Umum Khanh Hoa.

Pasalnya, mereka tiba-tiba sakit, muntah, berjuang untuk bernapas dan menderita dehidrasi.

Bowerman mengalami gagal napas dan meninggal.

Sedangkan Huynh segera dilarikan kembali ke rumah sakit pada hari yang sama. Tetapi, dia meninggal dua hari kemudian.

Teori kematian mereka berkisar dari paparan pestisida kuat disebut chlorpyrifos - yang telah dilarang di Amerika Serikat.

Tetapi, pestisida itu masih digunakan di negara-negara Asia untuk mengatasi kutu busuk hingga dugaan pestisida dalam gelas minum mereka.

Mereka termasuk dalam 20 turis Barat, kebanyakan wanita muda, yang meninggal di Asia saat berlibur antara 2009 dan 2011.

Racun di Thailand

Kasus lain yang menjadi berita utama sekitar waktu yang sama dengan Bowerman dan Huynh adalah kematian dua bersaudara Kanada Noemi dan Audrey Belanger di Thailand.

Mereka ditemukan tergeletak di kamar hotelnya, dua hari setelah kematiannya.

Pihak berwenang di Thailand menyalahkan para wanita itu karena berpesta minuman cocktail yang mengandung bahan kimia pembasmi nyamuk.

Tetapi para ahli, termasuk para penyelidik FBI, menduga, phosphine, pestisida, lebih mungkin sebagai pembunuh.

Pada 2011, Thailand mengatakan akan menerapkan peraturan baru untuk penggunaan bahan kimia dan pestisida.

Di antara langkah-langkah yang diumumkan Departemen Pengendalian Penyakit Thailand adalah memantau bahan kimia dan pestisida di hotel dan sekitarnya.

Pengawasan yang lebih ketat terhadap pasar dan pedagang kaki lima, dan memberi nasihat kepada pengunjung tentang risiko kesehatan.

Kematian di Meksiko

Keluarga Sharp meninggalkan kampung halaman mereka di Creston, Iowa, Amerika Serikat, untuk traveling ke Tulum, Meksiko, pada 14 Maret 2018.

Namun, mereka ditemukan tewas pada 22 Maret 2018.

Mereka dijadwalkan berangkat dari bandara Cancun pada 21 Maret untuk terbang ke St Louis.

Kemudian, mereka berencana berkendara sekitar 200 mil ke Danville, Illinois, untuk menonton pertandingan bola basket.

Ketika keluarga itu tidak tiba di St Louis, anggota keluarga menghubungi pihak berwenang.

Namun, mereka malan menemukannya tewas di kondominium yang disewa di kompleks wisata di Tulum, Meksiko.

Menurut polisi Meksiko, penyebab kematiannya adalah mati lemas karena gas dari pemanas air yang rusak.

Penyelidik mengatakan, 'karat telah merusak perangkat,' yang umum di negara-negara dengan iklim tropis.

Penyelidik juga menemukan bahwa garansi pemanas air berakhir pada tahun sebelumnya.

Pada Januari 2017, Bill Conner dan Virginia McGowan membuat rencana untuk mengambil liburan keluarga.

Mereka pergi bersama anak-anak mereka, Abbey dan Austin, di Meksiko dan memilih Iberostar Paraiso Del Mar, hot spot populer Playa del Carmen.

Beberapa jam setelah tiba di hotel, Abbey dan Austin, mendapat layanan minuman di tepi kolam renang. Namun, mereka tenggelam.

Abbey  Conner ditemukan tertelungkup di kolam dan kakaknya berada di ujung yang dangkal.

Dia dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal. Sedangkan Austin selamat.

Abbey Conner baru berada di Iberostar Paraiso Del Mar selama beberapa jam ketika keluarganya mengatakan staf hotel melayani dia dan kakak lelakinya.

Austin tercemar alkohol di kolam renang hotel.

Setelah tragedi itu, berita lokal melaporkan bahwa banyak turis lain tiba-tiba sakit di resor all-in Meksiko.

Kemudian, otoritas Meksiko menggerebek 31 perusahaan.

Mereka menyita hampir 100 galon alkohol yang melanggar peraturan kesehatan dan keselamatan.

Selan itu, menemukan banyak alkohol mengandung metanol yang sering digunakan sebagai cairan pembersih kaca.

Keluarga Abbey Conner mengajukan gugatan kematian bahwa resor mengedarkan minuman tercemar dan dibawah standar, serta beracun.

Selain itu, pada 2010, lima turis Kanada dan dua pekerja Meksiko juga tewas ketika terjadi ledakan di Hotel Grand Riviera Princess di Playa del Carmen.

Jaksa penuntut negara bagian dan pejabat setempat Meksiko awalnya mengatakan gas-gas terperangkap di rawa-rawa terbakar dan meledak.

Tetapi Sekretariat Lingkungan dan Sumber Daya Alam Meksiko (Semarnat) mengatakan, ledakan itu kemungkinan terkait masalah pemliharaan hotel.

Ilustrator Asal Indonesia Ini Desain Sneakers Air Jordan 1 dengan Indomie

Rekomendasi 8 Kuliner khas Sunda yang Cocok untuk Sarapan

Nikmati Liburan Akhir Pekan dengan Menjelajahi Pantai Srau di Pacitan

Taman Bunga Celosia, Objek Wisata Banjarnegara yang Punya Kisah Unik

Mengulik Kisah Tragis Korban Kecelakaan Pesawat yang Hilang Selama 60 Hari

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ketika Liburan Impian Berubah Menjadi Tragedi, Kematian di Tempat Wisata yang Menjadi Misteri

Selanjutnya
Sumber: Warta Kota
Tags:
Kejadian Buruk yang Dialami Wisatawanliburan ke luar negeriMeksiko Jenna Ortega Guillermo Ochoa Estadio Universitario Estadio Azul Estadio Jalisco Estadio Caliente Estadio Corona
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved