Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena langit yang langka terjadi pada akhir Juli ini.
Tepatnya pada 27-28 Juli 2018 mendatang, terjadi gerhana Bulan total yang juga disebut Fenomena Blood Moon atau Bulan Darah.
Di Indonesia sendiri, fenomena ini dapat dilihat pada 28 Juli 2018.
Namun, tahukah kamu, ternyata setiap Bulan purnama yang terjadi punya nama tersendiri?
Mengutip laman timeanddate.com, Bulan purnama yang jatuh pada bulan Juli dinamakan Buck Moon.
Dinamakan demikian karena tanduk-tanduk (antler) rusa jenis buck mulai tumbuh pada periode waktu ini.
Melacak perubahan musim dengan cara mengikuti kalender lunar dibandingkan kalender matahari adalah hal yang lumrah pada masa kuno.
Sementara, kalender Matahari merupakan dasar bagi hitungan 12 bulan pada kalendar modern kita.
Selama ribuan tahun, orang-orang di Eropa serta suku-suku asli di Amerika, menamai bulan-bulan berdasarkan fitur-fitur yang diasosiasikan dengan musim di belahan Bumi utara.
Kebanyakan nama-nama bulan ini sangat mirip atau identik.
Sekarang ini, para ahli astronomi juga menggunakan banyak nama-nama bulan kuno untuk menamai Bulan purnama.
Penjelasan umum yang melatarbelakangi hal ini adalah bangsa Kolonial Amerika mengadopsi banyak nama ciptaan suku asli Amerika dan memasukkannya ke dalam kalender modern.
Namun, sebenarnya penamaan itu adalah kombinasi dari nama-nama bulan dari suku asli Amerika, Anglo-Saxon, dan Jermanik sehingga dikenal nama Bulan Purnama modern yang digunakan saat ini.
Sejumlah tahun memiliki 13 Bulan Purnama, satu di antaranya adalah Bulan Biru atau Bulan Biru, karena penghitungannya tidak selalu sejalan dengan sistem penamaan Bulan purnama secara tradisional.
Namun, ini bukan satu-satunya definisi dari Blue Moon.
Blue Moon juga memiliki ciri-ciri tertentu yang lain sehingga dinamakan demikian.
Bulan Purnama yang terjadi pada bulan Juli disebut Buck Moon.
Dinamakan demikian karena tanduk baru tumbuh pada kepala-kepala rusa di alam liar pada periode ini.
Rusa jenis buck, melepaskan tanduk mereka yang lama dan menumbuhkan tanduk baru setiap tahun.
Rusa ini termasuk famili Cervidae bersama elk, moose, reindeer, dan spesies lainnya.
Ada beberapa spesies rusa yang berbeda di AS dan Eropa, yang menjadi acuan bagi nama tradisional Bulan Purnama ini.
Misalnya, caribou dan moose di Amerika Utara, atau elk di Eurasia.
Jenis rusa terkecil adalah pudu selatan yang dapat ditemui di Amerika Selatan.
Beratnya hanya sekitar 9 kg dan panjang tubuh maksimal 36 cm.
Sementara, rusa terbesar adalah jenis moose atau elk yang dapat tumbuh hingga 2 meter dan berat tubuhnya mencapai sekitar 820 kg.
Selain nama rusa (Buck Moon), ada beberapa nama lain untuk Bulan Purnama yang terjadi di bulan Juli.
Yakni, Thunder Moon karena meningkatnya frekuensi badai petir di musim panas.
Lalu, ada nama Anglo-Saxon untuk Bulan Purnama Juli,
Yakni Hay Moon.
Penamaan ini berdasar pada jerami hasil panen yang terjadi selama bulan Juli.
Serta ada nama Wort Moon, yang menunjukkan bulan Juli adalah waktu untuk mengumpulkan herbal (wort) untuk dikeringkan dan digunakan sebagai bumbu dan obat.
Mengutip laman Treehugger, berikut adalah nama-nama umum untuk Bulan purnama yang terjadi setiap bulan yang diberikan oleh suku asli Amerika.
- Januari: Wolf Moon
- Februari: Snow Moon
- Maret: Worm Moon
- April: Pink Moon
- Mei: Flower Moon
- Juni: Strawberry Moon
- Juli: Buck Moon
- Agustus: Sturgeon Moon
- September: Corn Moon
- Oktober: Hunter's Moon
- November: Beaver Moon
- Desember: Cold Moon