Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Tragedi bisa terjadi di mana saja.
Satu di antaranya di kapal laut.
Banyak penyebabnya, mulai dari kelebihan muatan, cuaca buruk, sampai tabrakan antar kapal.
Korban jiwanya pun tak main-main.
Ada yang mencapai ratusan orang.
Dilansir TribunTravel.com dari berbagai sumber, inilah empat tragedi kapal yang menelan korban terbanyak di Indonesia.
1. KMP Tampomas II

Dikenal sebagai kecelakaan kapal paling tragis di Indonesia.
Kapal yang menampung 1054 penumpang dan 82 kru kapal tenggelam di sekitar kepulauan Masalembo-Laut Jawa.
Kecelakaan terjadi pada 25 januari 1981.
Saat itu, laut sedang terjadi badai hebat yang menyebabkan kebocoran di beberapa bagian mesin kapal.
Akibatnya bahan bakar mulai merembes ke beberapa bagian.
Nah, tanpa sengaja seseorang membuang puntung rokok yang menimbulkan percikan api.
Api yang mulai membesar langsung menjalar ke dek lain yang berisi benda mudah terbakar.
Meski sudah dilakukan berbagai upaya pemadaman, kru kapal tak mampu memadamkannya.
Ledakan besar terjadi pada 27 Januari 1981 setelah api masuk ke bagian ruang mesin.
Akibatnya kapal miring menjadi 45 derajat.
Total 753 korban berhasil diselamatkan, sementara 143 korban tewas dan 288 lainnya hilang.
Lambannya pencarian korban terjadi karena badai laut yang terus terjadi.
2. KM Digoel

Kapal motor yang sedang melakukan perjalanan dari Merauke ke Tanah Merah, Boven Digoel tenggelam pada 8 Juli 2005 sekitar pukul 23.15 WIT di perairan Arafura.
Penyebabnya selain badai juga akibat kapal kelebihan muatan.
Kapal seberat 150 ton ini seharusnya hanya mampu menampung 153 penumpang, tapi menurut saksi mata, penumpang lebih 200 orang.
Sebagian besar penumpang adalah anak-anak asal Digoel yang hendak pulang ke kampung halaman selama masa liburan.
Tak cuma kelebihan penumpang, pada bagian dalam kapal juga berisi alat-alat berat.
Seperti dua buah buldoser, 600 sak semen, besi beton, bahan bakar minyak, dan masih banyak lagi.
Sebanyak 14 penumpang dan dua awak kapal berhasil diselamatkan, 84 orang ditemukan tewas, dan 100 penumpang hilang.
3. KM Levina I
Musibah kapal yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pulau Bangka ini terbilang cukup tragis.
Kapal mengalami kebakaran beberapa jam setelah meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok.
Lebih dari 290 penumpang dapat diselamatkan, sementara 51 orang tewas dalam musibah ini.
Apa yang membuat banyak orang prihatin akan kecelakaan yang terjadi pada 22 Februari 2007 karena kapal feri ini tak mencatat jumlah penumpang secara benar.
Sebab dalam catatan tertulis jika kapal mengangkut 228 orang, sementara Angkatan Laut menyatakan jika penumpang lebih dari 350 orang.
Tragedi tak berhenti di situ saja.
Tiga hari setelah kebakaran, yakni 25 Februari 2007, kapal tenggelam ketika awak media dan petugas investasi melakukan penyelidikan dalam kapal.
Kejadian itu menewaskan satu orang dan tiga orang lainya hilang.
4. KM Sinar Bangun

Kapal feri berjenis ro-ro yang tenggelam di utara Danau Toba, Sumatera Utara, pada Senin (18/6/2018).
Kapal ini mengangkut penumpang dari Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Tigaras di Kabupaten Simalungun.
Diperkirakan sekitar 200 penumpang hilang akibat tenggelamnya kapal ini, tapi karena tidak adanya catatan penumpang membuat jumlah pasti korban sulit untuk diidentifikasi.
Selama pencarian tiga orang meninggal dunia serta 21 orang selamat.
Pencarian para korban pun akhirnya dihentikan pada Selasa (3/7/2018), sebab Badan SAR Nasional menganggap upaya itu tak akan menemukan korban selamat maupun jenazah yang utuh.