lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Di dunia ini, ada begitu banyak tempat misterius yang menyimpan hal-hal tak biasa.
Kemisteriusan tempat-tempat itu juga disebabkan oleh asal-muasalnya.
Seperti satu pulau di Islandia yang bernama Surtsey.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Bored Panda, Surtsey merupakan daratan kecil yang baru terbentuk pada 1963 silam.
Pulau Surtsey muncul berkat adanya erupsi gunung vulkanik yang berlangsung selama tiga tahun.
Kini, pulau itu hanya digunakan sebagai tempat penelitian ilmiah.
Fokus dari penelitian tersebut adalah untuk memahami bagaimana terbentuknya ekosistem alami tanpa campur tangan maupun dampak aktivitas manusia.
Hanya ada dua orang ilmuwan yang diperbolehkan mengunjungi pulau itu.
Sehingga, Pulau Surtsey menjadi satu di antara sedikit tempat terlarang yang tersebar di muka Bumi.
Ada satu kisah menarik tentang Pulau Surtsey dan kisah itu berkaitan dengan tomat.
Lalu, ada hubungan apa antara tomat dan Pulau Surtsey?
Cerita berawal, sebenarnya Pulau Surtsey adalah tempat yang diawasi dengan sangat-sangat ketat.
Hanya ada satu rumah kecil yang bisa menampung dua orang ilmuwan yang diperbolehkan mengunjunginya.
Sebelum masuk ke Pulau Surtsey, setiap orang harus diperiksa dengan amat teliti.
Pasalnya, satu dari aturan utama memasuki pulau adalah tidak boleh membawa benih atau biji tanaman apapun, baik secara sengaja maupun tidak.
Namun, ternyata ada seseorang yang melanggar aturan ini.
Sehingga, orang itu membuang hajat di atas lava dingin di Pulau Surtsey.
Beberapa waktu kemudian, di tempat kotoran manusia berada tumbuhlah tanaman tomat.
Hal ini membuat ilmuwan kebingungan.
Bagaimana bisa, tanaman tomat tumbuh di pulau yang kosong itu?
Namun, setelah berhasil mengetahui asal-usulnya, tanaman tomat itu pun dibuang karena dapat mengganggu penelitian yang berlangsung di Pulau Surtsey.
Satu di antara jenis tanaman asli yang pertama kali tumbuh di Pulau Surtsey tanpa campur tangan pihak luar adalah lumut.
Sementara, spesies binatang yang pertama kali menghuninya adalah burung laut fulmar dan burung guillemot.
Hingga kini, penelitian di Pulau Surtsey masih berlangsung.
