TRIBUNTRAVEL.COM - Kuliner yang satu ini pastinya sudah tak asing bagi traveler.
Hampir di setiap pelosok negeri ini penjual sate ada.
Yang paling umum adalah sate ayam dan kambing.
Padahal di Indonesia ini ada banyak jenis sate.
Rasanya pun beragam karena punya cara pengolahan yang beda.
Nah, jika traveler sudah biasa makan sate ayan dan sate kambing, mungkin kamu bisa mencoba 7 sate berikut ini.
Dilasnir TribunTravel.com dari berbagai sumber, berikut ini 7 sate lezat yang tak kalah nikmat dibandingkan sate ayam dan kambing.
1. Sate kelinci

Sate kelinci biasanya dijual di daerah-daerah penggunungan.
Misalnya saat traveler pergi ke Sarangan Magetan dan Tawangmangu, makanan ini pasti akan banyak kamu jumpai.
Daging kelinci pada dasarnya berbeda dengan daging ayam.
Serat dagingnya lebih halus dan agak kenyal dibanding ayam.
2. Sate Torpedo

Sate torpedo, adalah sejenis sate yang dibuat dari kemaluan kambing.
Sate topedo dipercaya juga bisa menambah stamina dan vitalitas.
Dengan mengonsumsinya, seseorang mendapat tambahan hormon seks sehingga ada kemungkinan potensi seksualnya meningkat.
3. Sate Lalat

Sate selalu identik dengan daging yang dipotong kecil-kecil kemudian ditusuk dengan bambu kecil kemudian dipanggang di atas bara api dengan kepulan asap hingga aromanya menyeruak ke hidung di sekitar pemanggangan.
Tapi Sate lalat ini beda dengan sate kebanyakan yang dijual orang Madura di seantero Nusantara dan adanya hanya di Pamekasan.
Bagi orang yang belum pernah menikmati sate lalat, dipastikan akan penasaran dan berasumsi jika sate lalat adalah lalat yang ditusuk bambu kecil kemudian dipanggang di atas bara api.
Namun asumsi itu keliru ketika sudah duduk di lokasi kuliner khas Pamekasan, di Jalan Segara, Kecamatan Kota Pamekasan.
Sate lalat sama dengan sate-sate lainnya yakni daging sapi, kambing, ataupun ayam serta kelinci.
Namun ukuran potongan daging dibuat kecil seukuran lalat.
Setelah dipotong kecil-kecil kemudian ditusuk dengan lidi.
4. Sate Kerang

Sate yang satu ini bisa kamu temukan di Surabaya.
Meski pun di daerah lain kini juga sudah banyak pedagang yang menjual sate kerang.
Biasanya sate ini disajikan dengan lontong kupang atau lontong balap, lengkap bersama kecap dan sambal.
5. Sate Lilit

Sate lilit merupakan satu kuliner khas Bali.
Sate lilit awalnya adalah hidangan dari daerah Klungkung.
Namun hidangan ini kini mudah ditemukan di banyak lokasi di seputar Bali, sebut saja Denpasar, Badung, dan Gianyar.
Dibandingkan sate-sate biasanya, sate lilit memiliki keunikan tersendiri.
Sate yang umumnya ditemukan berupa potongan-potongan daging yang ditusukkan dengan sebuah tusuk.
Sementara, sate lilit lebih menyerupai gumpalan adonan yang membalut tusuk sate.
Sate lilit terbuat dari daging yang dilumatkan menjadi adonan.
Adonan ini lalu dibumbui dan dibakar hingga mengeluarkan aroma harum yang khas.
Aroma kunyit dan serai yang dominan menjadi pemikat untuk mencicipi kuliner ini.
6. Sate Buntel

Sate buntel, adalah sejenis sate yang dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar.
Bumbu sate buntel terutama adalah merica dan kecap manis.
Sate Buntel ini merupakan satu makanan tradisional khas dari Solo, Jawa tengah.
Bahkan Presiden Joko Widodo pun menyukai makanan ini.
Sate Buntel ini tidak hanya unik, tapi juga memiliki rasa yang khas sehingga sangat digemari oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke sana.
Apabila sate lainnya menggunakan daging yang di potong kecil, namun pada Sate Buntel ini menggunakan daging yang dicincang lembut.
Dalam proses pembuatannya, daging kabing dicincang sampai lembut lalu dicampur dengan bumbu khusus.
Ya mirip-mirip sate lilit lah.
7. Sate Taican

Tahun lalu sate taichan ini mulai mendapatkan nama dan tempat di hati penggemar kuliner.
Peminat sate taichan masih terus meningkat hingga saat ini.
Sate taichan sendiri adalah sate ayam yang dibakar tanpa kecap dan bumbu kacang.
Hidangan ini berawal dari pedagang kaki lima di daerah Senayan, Jakarta dan kini menyebar sampai seluruh Indonesia.
Traveler sudah mencicipi yang mana?
(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)