Breaking News:

Dahsyat! Pria Ini Coba Ciptakan Cabai Terpedas di Dunia Melebihi Carolina Reaper

Traveler masih ingat dengan cabai terpedas dunia? Ternyata cabai ini akan menggunggulinya.

LEE CELANO/THE ADVERTISER
Primeaux sedang merawat tanaman cabai di kebun belakang rumahnya di Lafayette. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler masih ingat dengan cabai terpedas dunia?

Itu lho yang berhasil membuat dua gadis menangis-nangis hingga sesak napas saat menyantapnya.

Cabai Carolina Reaper masih jadi yang terpedas lho.

Namun, dalam waktu dekat rekor ini akan mendapat tantangan setelah seorang pria di negara bagian Lousiana, Amerika Serikat mencoba menciptakan spesies cabai yang lebih pedas.

Ada yang menyebutnya sebagian bagian dari budaya rock n roll, sebagian percobaan ilmiah dan murni pencarian adrenalin.

Inilah istilah yang mungkin bisa menggambarkan cabai pendek dan bulat yang dapat menjadi cabai terpedas di dunia.

"Ketika Anda menaruhnya di mulut, sensasinya luar biasa. Bagai ada beruang yang mengejar Anda, berada dalam mobil yang hancur. Anda baru saja tertangkap melanggar batas kecepatan dan seorang polisi menilang Anda. Jantung Anda berdegup dan hal ini terjadi selama 30 menit. Tubuh Anda serasa akan mati, namun sebenarnya tidak," kata Ronald "Troy" Primeaux seperti dilansir wwlt.com, Senin (3/10/2016).

Primeaux saat ini sedang bekerja untuk menstabilkan generasi awal cabai yang disebutnya Lousiana Creeper, yang akan menjadi tantangan untuk untuk Smokin' Ed's Carolina Reaper yang memegang gelar Guinnes World Record sebagai cabai terpedas di dunia.

Pria lulusan 2009 dan bekerja di Universitas Lousiana (UL) di Lafayette tersebut juga bekerja bersama pihak Universitas untuk menciptakan cabai Ragin' Cajun yang termasuk serangkaian produk cabai, dari saus pedas dan jelly cabai, bersama dengan cabai kreasi baru ini.

"Universitas telah memiliki pembahasan awal mengenai kolaborasi pada cabai Ragin' Cajun dan sedang menjajaki berbagai pilihan yang ada," kata juru bicara Universitas Lousiana, Charlie Bier dalam keterangan tertulisnya.

2 dari 4 halaman

"Kami sangat tertarik untuk mengembangkan produk konsumsi resmi berdasarkan kesuksesan kami pada burger, bir dan kopi berlisensi kami," imbuhnya.

Primeaux sendiri telah lama mencintai makanan pedas selama yang bisa dia ingat.

Ia mengatakan, ibunya memberinya makan Gumbo (sejenis masakan) pedas melalui botol ketika dia masih balita.

Sebagai anak-anak, dia telah makan berlusin-lusin irisan cabai jalapeno yang dijadikan acar.

Ketika remaja, keluarganya menantangnya untuk menyantap cabai habanero utuh dan dia melakukannya tanpa penyesalan sedikitpun.

"Mengapa aku begitu mencintai cabai? Itu karena cabai sangatlah indah namun dapat mematikan. Mereka bagaikan musik rock n roll. Ada sesuatu yang berbahaya tentangnya sehingga hal itu terasa seperti naik roller coaster," katanya.

Dia juga tahu beberapa hal mengenai musik rock n roll setelah bermain gitas bersama musisi lokal Brother Dege dan Tony Daigle selama sekitar 10 tahun.

Namun Primeaux telah menggantung gitarnya untuk sesuatu yang dia rasakan menyenangkan: menciptakan cabai terpedas di dunia.

Primeaux telah belajar bagaimana membudidayakan dan menyilangkan cabai dari para profesor yang dia temui ketika belajar perkebunan di UL.

Dia menanam cabai pertama kalinya pada 2004 dan tertarik oleh "misteri varietas baru."

3 dari 4 halaman

Dia menyilangkan cabai pertamanya tahun berikutnya yang menghasilkan 7 Pot Primo.

Ketika dia mengerjakan tugas akhirnya, Primeaux melanjutkan percobaannya pada cabai dan bekerja untuk menstabilkan kreasi barunya.

Dengan IPK 3,8 dan menyisakan dua semester sebelum lulus, Primeaux mengejutkan teman dan keluarganya pada 2007 ketika berpindah jurusan ke Agrikultur Berkelanjutan.

"Hal buruk tentang perkebunan adalah membawa semua tugas ke rumah. Banyak sekali. Hal itu perlu seseorang yang bisa memberikan banyak hal. Aku pindah ke tanaman karena jika mematikan tanaman, itu bukan urusan serius. Dan mereka tidak resek kepadamu juga," katanya.

Primeaux lulus pada 2009 dan melanjutkan menanam cabai ketika dia bekerja di dalam dan di luar ladangnya.

Dia saat ini sedang melakukan pengujian batas air untuk universitas.

Untuk menciptakan nama cabai kreasinya, Primeaux menyilangkan cabainya melalui suatu proses yang disebutnya sebagai inseminasi buatan: menggunakan bagian reproduktif jantan dari sejenis tanaman cabai untuk menyerbukkan bagian reproduktif betina dari cabai yang berbeda varietas.

Dia menyimpan 120 jenis tanaman cabai di taman belakangnya di Lafayette.

Dan untuk mencegah penyerbukan yang tidak diinginkan dia menutup tanamannya dengan kantong jaring.

Dia secara cermat memberi label dan merekam jejak setiap variabel dari tanaman cabainya.

4 dari 4 halaman

Ladang tanaman cabainya yang berisi 200 tanaman musnah ketika banjir menyapu tempat tinggalnya di Indian Bayou.

Primeaux sebenarnya bisa menjual 100.00 biji yang bisa dia panen dari tanaman tersebut dengan harga US$ 7,99 atau setara Rp 104 ribu untuk 20 biji.

Lousiana Creeper sendiri merupakan persilangan dua varietas ciptaan Primaeaux, 7-Pot-Primo dan Big Black Mama atau BBM.

Primeaux menciptakan 7Pot-Primo dengan menyilangkan cabai Trinidad 7-Pot yang diberi nama karena dapat memberi tujuh macam rasa pada masakan, dengan Bhut Jolokia atau dikenal juga sebagai cabai setan.

Dia menciptakan BBM dengan menyilangkan Bangladesh Naga Morich dengan Trinidad Douglas.

"Aku masih memilih berbagai atribut yang berbeda. Aku membelah cabai dan memeriksa kenampakan fisiknya dan menilai dari penampilan dan aroma dan semua yang dialami tanaman untuk mendapatkan apa yang aku mau," imbuhnya.

Menurut Primeaux, sangatlah sulit untuk menentukan dengan tepat apakah cabai terpedas di dunia itu karena tidak ada satupun otoritas pemerintah yang memiliki wewenang untuk mengukur tingkat kepedasan cabai.

Satu demi satu varietas cabai telah diuji oleh berbagai universitas yang berbeda namun tidak diuji lagi oleh universitas lain.

Cabai Carolina Reaper memiliki tingkat kepedasan 1,57 juta Scoville Heat Unit (SHU) berdasarkan tes yang diadakan oleh Winthrop University di South Carolina dan memegang rekor dunia Guiness untuk cabai terpedas.

Cabai 7-Pot Primo memiliki tingkat kepedasan rata-rata 1,4 juta SHU berdasarkan tes yang diadakan oleh Chile Pepper Institue di New Mexico State University.

Sebagai perbandingan, cabai Habanero umumnya memiliki 100 ribu-350 ribu SHU dan cabai Jalapeno memiliki 1000-20 ribu SHU.

Primeaux berharap Louisana Creeper dan Ragin' Cajun miliknya akan memiliki rata-rata 2 juta SHU atau lebih.

Hal ini dimungkinkan mengingat cabai Carolina Reaper memiliki 2,2 juta SHU selama pengujian di universitas untuk menentukan angka rata-ratanya.

Selain itu, menciptakan cabai yang pedasnya mengkhawatrkan merupakan satu bentuk upaya untuk dikenal dunia.

"Aku tidak bertujuan menciptakan cabai terpedas di dunia karena istilah itu masih dipertanyakan. Ini hanyalah sesuatu yang aku lakukan dengan sepenuh hati, sedikit tahu bagaimana caranya dan sebagian besar keberuntungan," pungkasnya.

(Tribun Jogja/Toa )

=========

Add Official LINE TribunTravel.com

Add Friend

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Carolina Reaper Tortilla ChipLousianaAmerika Serikat Quincy Jones Pager (Beeper) Brittney Griner Benjamin Franklin Christopher Columbus John Adams
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved