Breaking News:

Mata Lokal Travel

Mengenal Situs Lubang Buaya Cipayung, Jakarta Timur: Lokasi Eksekusi Korban G30S 1965

Situs Lubang Buaya di Cipayung, Jakarta Timur: saksi bisu tragedi G30S dan lokasi upacara Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.

KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira
Sumur Maut yang ada di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (31/8/2023). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Viralnya kisah perjuangan para pahlawan yang ditemukan tewas di Lubang Buaya membuat museum Lubang Buaya yang berada di Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta ini ramai kembali dikunjungi wisatawan.

Wisatawan mulai tertarik dengan berbagai wisata sejarah yang menyimpan banyak sejarah dan kisah tentang perjuangan pahlawan bangsa Indonesia.

Ketika berkunjung ke Lubang Buaya, kalian akan mengenal tentang Lubang Buaya di Jakarta Timur, lokasi bersejarah dalam tragedi Gerakan 30 September (G30S) yang menewaskan tujuh jenderal TNI AD.

G30S, sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam pada 30 September sampai awal bulan Oktober tahun 1965, ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia dibunuh dalam suatu usaha kudeta.

Baca juga: Lubang Buaya dan 4 Tempat yang Jadi Saksi Bisu Peristiwa G30S, Terkenal Seram dan Angker

Tugu Pahlawan Revolusi yang nampak berdiri megah di Komplek Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018). 
Tugu Pahlawan Revolusi yang nampak berdiri megah di Komplek Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).  (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Baca juga: Kenang Peristiwa G30S, Kunjungi Lubang Buaya di Jakarta Timur yang Penuh Sejarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kudeta adalah perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa.

Saat itu, para jenderal TNI difitnah telah melakukan makar terhadap Presiden Soekarno dan menggabungkan diri sebagai Dewan Jenderal.

Jenazah mereka ditemukan di dalam sumur di area Lubang Buaya pada tanggal 4 Oktober 1965.

Selanjutnya, jenazah korban G30S dievakuasi dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Presiden Soeharto (saat itu) selaku pemerintah pada masa orde baru, memerintahkan pembangunan Monumen Pancasila Sakti untuk memperingati peristiwa G30S yang tidak dapat memecah kesaktian Pancasila.

Baca juga: 4 Museum Bersejarah di Jakarta untuk Mengenang Peristiwa G30S, Ada Museum Lubang Buaya

Baca juga: 5 Tempat Bersejarah Buat Napak Tilas Tragedi G30S, Coba Mampir ke Museum Lubang Buaya

Monumen itu, mulai dikerjakan pada pertengahan Agustus 1967 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1973, bertepatan Hari Kesaktian Pancasila.

2 dari 3 halaman

Monumen Pancasila Sakti dibangun dekat dengan tempat eksekusi korban G30S, yaitu sumur tua di Lubang Buaya.

Di area Monumen, kemudian dijadikan lokasi untuk Upacara Hari Kesaktian Pancasila.

Pun hari ini, pemerintah menggelar upacara di Monumen Pancasila Sakti yang berada di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025) pagi.

Presiden RI Prabowo Subianto menjadi inspektur pada upacara Hari Kesaktian Pancasila tersebut, dihadiri sejumlah pejabat.

Tentang Lubang Buaya hingga Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

HARI KESAKTIAN PANCASILA - Sejumlah warga melihat beberapa tempat bersejarah di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Tanggal 1 Oktober merupakan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban peristiwa G30S khususnya tujuh pahlawan revolusi, berikut penjelasan mengenai Lubang Buaya.
HARI KESAKTIAN PANCASILA - Sejumlah warga melihat beberapa tempat bersejarah di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Tanggal 1 Oktober merupakan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban peristiwa G30S khususnya tujuh pahlawan revolusi, berikut penjelasan mengenai Lubang Buaya. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Lubang Buaya digunakan sebagai lokasi eksekusi korban Gerakan 30 September 1965.

Saat itu, tujuh perwira tinggi militer Indonesia dibunuh dalam suatu usaha kudeta dan jasadnya dibuang di Lubang Buaya.

Tujuan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan saat itu dan mengganti ideologi Pancasila dengan komunisme.

Tentang Lubang Buaya hingga Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Lubang Buaya digunakan sebagai lokasi eksekusi korban Gerakan 30 September 1965.

Saat itu, tujuh perwira tinggi militer Indonesia dibunuh dalam suatu usaha kudeta dan jasadnya dibuang di Lubang Buaya.

3 dari 3 halaman

Tujuan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan saat itu dan mengganti ideologi Pancasila dengan komunisme.

Dalam legenda itu disebutkan, adanya buaya-buaya putih di sungai yang terletak di dekat kawasan Pondok Gede.

Di samping itu, terdapat tempat yang digunakan sebagai pembuangan jasad korban peristiwa G30S. 

Pemerintah juga menetapkan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober sebagai bentuk penghormatan terhadap ideologi negara, Pancasila, yang dianggap tetap kokoh dan tidak tergoyahkan meski menghadapi ancaman serius.

Penetapan tanggal tersebut, dilatarbelakangi peristiwa G30S yang menewaskan tujuh jenderal TNI AD.

Pada tanggal 1 Oktober 1965, pasukan TNI berhasil mengendalikan situasi dan menggagalkan kudeta.

Sehingga, pada tanggal 1 Oktober itu, Pancasila dinyatakan tetap “sakti” sebagai dasar negara.

(Cynthia/TribunTravel) (Tribunnews)

Selanjutnya
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Lubang BuayaCipayungJakarta TimurMataLokalTravel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved