Kereta yang bisa dicoba oleh wisatawan itu terbuat dari kayu jati dengan lokomotif penarik jenis lokomotif diesel vintage berbahan bakar biosolar industri.
Hampir seluruh bagian dalam gerbong tersebut berbahan kayu, mulai dari tempat duduk, lantai, atap, pintu, bahkan jendela yang masih menggunakan gerendel sebagai kuncinya.
Lokomotif diesel vintage yang dipakai yakni seri D300 dan D301, merupakan lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman menggunakan bahan bakar dari biosolar industri dengan kapasitas 1.050 liter, pelumas 90 liter dan kapasitas air pendingin 225 liter.
Nantinya para penumpang dapat menikmati pemandangan indah di sekitar Ambarawa-Tuntang, meliputi Danau Rawa Pening, panorama Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu dan persawahan hijau.
Laju kereta yang relatif lambat serta getaran-getaran saat melintasi sepanjang rel menjadikan sensasi tersendiri seolah berada di masa lampau.
Sesampainya di Stasiun Tuntang, para pengunjung terkadang disuguhkan dengan makanan tradisional yang dijual warga setempat dan para seniman yang menampilkan tarian daerah.
Perjalanan wisata tersebut berdurasi sekitar 60 menit untuk pulang-pergi.
Selama libur panjang, PT KAI Wisata juga menghadirkan 30 stan UMKM yang menjual aneka produk lokal untuk camilan maupun oleh-oleh di Museum Kereta Api Ambarawa.
Selain itu, sejumlah fasilitas lain yang sudah ada juga masih bisa dinikmati wisatawan.
“Wahana dan layanan yang akan dibuka seperti chocho train, kereta wisata, panahan, kids playground, perpustakaan, audio visual, sewa kostum dan lain-lain,” imbuh Riesta.
Seorang pengunjung di Museum Kereta Ambarawa, Anisa Ayu Muttaqina mengatakan bahwa dirinya sangat bangga dengan dihidupkannya kembali stasiun kereta tersebut sebagai tempat wisata.
Pasalnya, lanjut Anisa, nilai historis dari warisan peninggalan seharah di Indonesia yang diangkat kembali tersebut bisa memperluas wawasan generasi modern.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Keluarga di Semarang, Jangan Lupa Mampir ke Museum Kereta Api Ambarawa
“Karena di kala gempuran teknologi saat ini, KAI masih memperkenalkan warisan dan budaya-budaya zaman dulu.
Saya naik kereta ini rasanya jadi seperti balik ke tempo dulu dan berasa banget karena interiornya kayu-kayu,“ pungkas dia.
Kalau berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa dan bingung mau makan di mana, berikut berbagai kafe atau restoran yang bisa dikunjungi: