Ricky Adam, Penanggung Jawab Express Bahari Wilayah Serangan, menyebutkan bahwa pembukaan rute ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Banyuwangi dan Pemerintah Kota Denpasar.
“Ini bukan hanya soal transportasi, tetapi juga bagaimana jalur laut ini bisa membuka akses ke destinasi wisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Ricky.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan menyebut, “Konektivitas ini akan mempercepat akses dari dan ke Bali, sekaligus mendorong kunjungan wisata ke Pulau Serangan. Ini win-win solution.”
Alternatif untuk Hindari Macet Jalur Darat
Beroperasinya kapal cepat ini diharapkan mengurangi beban lalu lintas di jalur darat Denpasar-Gilimanuk yang kerap macet.
Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, pengamat tata ruang, menilai kehadiran kapal ini sebagai solusi cerdas, terlebih saat jalur darat terganggu, seperti yang pernah terjadi di Desa Bajera, Kabupaten Tabanan.
“Jalur laut bisa menjadi opsi menarik, selain efisien juga lebih bebas hambatan. Jika dimaksimalkan, ini bisa menjadi moda angkutan publik yang lebih luas, bukan hanya pariwisata,” tuturnya.
Menurutnya, tarif kapal yang terjangkau juga menjadi nilai tambah.
“Rp 200 ribuan untuk kapal cepat dengan waktu tempuh 2,5 jam tentu sangat masuk akal, dibandingkan risiko macet dan waktu tempuh jalur darat yang bisa sampai 5 jam,” tambah Prof. Rumawan.
Fasilitas dan Konektivitas Pelabuhan
Untuk mendukung kelancaran penumpang, Pemerintah Kota Denpasar telah menyiapkan fasilitas pelengkap di Pelabuhan Sira Angen seperti ruang tunggu, akses kendaraan, hingga shuttle transport.
Dishub Denpasar juga menggandeng masyarakat sekitar untuk menyiapkan kantong parkir dan kerja sama dengan penyedia jasa angkutan khusus.
Dari segi keamanan, seluruh armada telah melewati pengecekan dan standar kelayakan.
Mualim II Kapal Express Bahari mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi arus laut selatan yang bisa kuat, terutama saat cuaca buruk.
Antusiasme Masyarakat, Potensi Besar ke Depan
Baca tanpa iklan