Lalu, dari barisan batu-batu yang besar itu, rombongan melintasi teluk.
Baca juga: Promo Tiket Pesawat Jakarta-Lampung, Liburan Akhir Tahun Hemat Mulai Rp 450 Ribu Tanpa Transit
Di teluk ini memang tidak terlihat batu-batu besar. Hanya saja, di bibir pantai teluk ini merupakan hamparan pasir putih.
Panjang pantai berpasir dengan ombak yang cukup besar ini, tak kurang dari 700 meter. Namanya Pantai Pasir Bana.
Lokasinya di teluk. Namun ombaknya cukup besar. Di dasar laut ini, terumbu karangnya cukup padat.
Pantai Pasir Bana ini berada di wilayah kepemilikan Donny Fernando. Para turis dan wisatawan suka suasana dan daerah seperti ini.
Di sebalik tanjung Pantai Pasir Bana, bibir pantai ditumbuhi hutan mangrove yang sangat luas.
Baca juga: Itinerary Wisata Kuliner Seharian di Purwokerto, Cobain Soto Sutri & Getuk Goreng H. Tohirin
Kawasan hutan bakau ini merupakan tempat para nelayan mencari ketam (kepiting) dan udang.
Sedangkan di laut, sebagai tempat memasang bubu untuk menangkap ikan, kepiting dan sejenis biota laut bagi nelayan.
Dominan, di laut ini sering dijadikan lokasi mencari ikan bilis bagi nelayan yang menggunakan pompong. Mereka menebar pukat bilis di sini.
Kawasan ini juga cocok untuk lokasi wisata mangrove.
Air laut di pesisir Pulau Poto ini terlihat biru pekat, tanda belum tercemar dengan aktivitas industri.
Pantas nelayan di Bintan Pesisir dan sekitarnya, mencari sumber kehidupan di pesisir laut ini.
Dari Pantai Pasir Bana, rombongan melanjutkan perjalanan ke arah selatan Pulau Poto, atau Pantai Mempadi.
Jarak kedua pantai itu tidak terlalu jauh. Kurang lebih 1 kilometer, dan ditempuh dengan waktu 15-20 menit saja.
Di tengah pantai sepanjang kurang lebih 900 meter ini, terdapat dermaga yang masih dibangun dari kayu, berlantai papan tebal.
Baca tanpa iklan