Selain Murugan, ada pula kuil berwarna cerah yang penuh dengan ukiran dewa-dewi Hindu, makhluk mitologis, serta ornamen warna-warni yang mencolok.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Terbaik di Sumida Tokyo Jepang, Jelajahi Museum Sumo hingga Kuil Ushijima
Ada pula vimana atau menara lebih kecil di atas ruang utama kuil. Bentuknya bulat telur dan penuh dengan pahatan mitologis, biasanya berada di tengah-tengah kompleks utama.
Diketahui, Murugan Temple ini sempat viral usai diresmikan Februari 2025 lalu oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sujono Djojohadikusuma.
Bahkan, pengolola menutup sementara operasional kuil lantaran membludaknya pengunjung yang hendak menikmati arsitektur Murugan Temple.
Padahal, tempat ibadah ini belum sepenuhnya rampung, sebab masih ada beberapa pekerjaan yang dilakukan di sini. Salah satunya, pembuatan patung Murugan.
Selwendren selaku Ketua Umum Yayasan Shri Sanathana Dharma Aalayam menyampaikan bahwa pembangunan kuil ini sudah dilakukan sejak 2020 lalu.
Baca juga: 7 Kuil di Hokkaido Jepang, Jelajah Hoshioki Shrine Buat Temukan Patung Ramalan berbentuk Katak
"Itu seharusnya selesai dalam waktu tiga tahun, cuman karena terbentur Covid maka jadi terundur sampai lima tahun," kata Selwendren saat ditemui di lokasi, Minggu.
Selwendren menyebut, nantinya patung Murugan yang dibuat akan berukuran tinggi 24 meter, serupa dengan patung ikonik di Batu Caves, Kuala Lumpur.
Namun, kini pembuatan patung itu masih dalam proses.
Menurutnya, Murugan adalah sosok dewa yang dikenal sebagai putra dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati, serta adik dari Dewa Ganesha.
"Murugan itu Dewa di kuil ini. Jadi seperti di Pluit, di Pluit itu ada satu Siwa Temple. Memang ada arca dewa dewa lain, cuma yang utamanya, Dewa utamanya di situ adalah Siwa-nya sendiri," ungkap Selwendren.
"Kalau kami buat nama Jakarta Murugan Temple, ya berarti memang Murugan (Dewa) yang mainnya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Selwendren menyampaikan bahwa area tempat umat Hindu dan Buddha beribadah hanya ada di lantai 2 saja, sementara di bagian rooftop yang banyak dikunjungi, hanya berupa dekoratif dan tidak bermakna ritual.
"Di lantai dua ada ruang khusus untuk berbagai dewa dan dewi seperti Dewa Ganesha, Dewa Murugan, Dewi Buwaneswari, Dewa Siwa dan Sakti, Dewa Wisnu dan Dewi Lakshmi, Hanuman, Linggam, Nawagraha, Idumban, Agastya, hingga Wasundaman Debom," katanya.
Total, terdapat sebelas area pemujaan yang masing-masing memiliki nilai spiritual tersendiri bagi umat Hindu.
Baca tanpa iklan