TRIBUNTRAVEL.COM - Melihat duyung alias dugong melalui video atau tayangan film mungkin sudah biasa.
Tapi, bagaimana jadinya kalau kamu berkesempatan melihatnya secara langsung?
Yap, momen spesial ini bisa kamu rasakan ketika berwisata ke Pantai Mali di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di tempat wisata ini, kamu bakal menjumpai sejumlah kapal wisata milik nelayan yang disewakan.
Baca juga: 5 Pantai Terbaik di Kuta Bali untuk Liburan Akhir Pekan, Gratis dan Buka 24 Jam
Kamu bisa nyobain sensasi keliling pantai naik kapal tersebut sambil melihat duyung atau dugong.
Pemandangan alam yang menakjubkan dengan suara lautan yang menenangkan, akan membuat momen liburanmu semakin spesial.
Apalagi jika kamu beruntung bisa bertemu dengan mamalia laut tersebut.
Wisatawan yang ingin bertemu dengan dugong bisa membayar biaya kontribusi, sesuai dengan peraturan yang disepakati pihak pengelola dengan Pemerintah Daerah setempat.
Baca juga: Kunjungi Pantai Merpati saat Liburan di Bulukumba Sulsel, Tiket Masuknya Gratis
Masyarakat lokal Alor dikenakan tarif Rp 100.000 per orang, sedangkan masyarakat dari luar Alor Rp 150.000 per orang dan wisatawan mancanegara sebesar Rp 200.000 per orang.
Sebelum berangkat, pawang akan menyampaikan sejumlah aturan yang tidak boleh dilakukan wisatawan saat melihat dugong nantinya, termasuk larangan menyentuh dugong.
"Jangan menyentuh gugong, tidak boleh. Nanti dugong bisa menarik badan kita ke laut," kata perintis konservasi sekaligus mitra WWF Indonesia di Alor, One Simuslaa, kepada Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: Itinerary Liburan 4 Hari 3 Malam di Aceh, Kunjungi Museum Tsunami hingga Pantai Iboih
Fakta-fakta menarik tentang duyung atau dugong
1. Hidup di Perairan Tropis-Sub Tropis
Ikan duyung adalah spesies tropis hingga sub-tropis yang ditemukan di 37 negara berbeda, namun perairan Australia adalah rumah bagi salah satu populasi dugong terbesar, sekitar 80.000 – 85.000.
Habitat ikan duyung tersebar di perairan Florida, Afrika Timur, Asia Selatan, Indonesia sampai perairan Australia, dikutip dari laman Universitas Padjadjaran.
Baca tanpa iklan