Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Kisah Unik Penjual Rujak di Siak: Batu Pengulek Ajaib yang Bikin Jualannya Laris

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUJAK TERKENAL SIAK - Amin Syahri pedagang rujak di Siak mengulek bumbu rujak di warungnya beberapa waktu lalu.

TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak jauh dari Istana Siak Sri Indrapura, sebuah warung sederhana dengan pagar bonsai menarik perhatian para pelintas. 

Di dalamnya, meja dan kursi tertata rapi, memberikan suasana nyaman bagi pengunjung. 

Baca juga: Air Terjun Batu Ampar, Tempat Wisata Favorit untuk Berakhir Pekan di Lingga, Kepulauan Riau

RUJAK TERKENAL SIAK - Pelanggan di Warung Rujak Uleg Abu Wahyu Siak menikmati rujak sembari nongkrong, Sabtu (15/2/2025) malam. (Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Baca juga: Wisata Religi Masjid Raya Pekanbaru di Riau, Ada Air Sumur yang Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit

Warung ini dikenal sebagai tempat favorit bagi warga kota Siak Sri Indrapura, Riau, baik siang maupun malam hari.

Yang paling dicari di warung ini adalah rujak uleg. 

Meski ada menu lain seperti bandrek, teh telur ayam kampung, dan nasi goreng ala India, tetap saja rujak menjadi primadona.

Baca juga: Indahnya Pantai Larantuka di Galang, Batam, Kepulauan Riau, Punya Satu Daya Tarik yang Unik

Baca juga: Itinerary Bangkinang 3 Hari 2 Malam, Kunjungi Ulu Kasok yang Dijuluki Raja Ampat-nya Riau

Siapa Pemilik Rujak Uleg Abu Wahyu?

Warung ini dikenal dengan nama Rujak Uleg Abu Wahyu. 

Tribunpekanbaru.com mengunjungi tempat ini pada Selasa (18/2/2025) untuk mengetahui lebih dalam tentang keunikan warung ini.

Di balik kesuksesan warung ini ada seorang pria paruh baya bernama Amin Syahri, yang dengan cekatan mengulek kuah rujak menggunakan batu pengulek yang unik. 

Mengenakan kemeja kotak-kotak lengan pendek dan kain sarung, Amin dengan ramah melayani pelanggan yang datang.

Rujaknya terkenal di seluruh Siak dan sekitarnya. 

Bahkan, pelanggan datang dari Bungaraya, Koto Gasib, dan Dayun untuk menikmati rujak khasnya.

"Kuah Rujak Uleg Abu Wahyu ini sangat terasa. Campurannya pas, perpaduan pedas, manis, dan asam yang menyatu dengan buah-buah segar," ujar Dedy, seorang pelanggan setia.

Dedy mengaku hampir setiap malam mengunjungi warung ini, baik untuk menikmati rujak di tempat maupun membawanya pulang untuk istri di rumah.

Lokasi dan Jam Operasional Warung Rujak Uleg Abu Wahyu

Warung ini terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim, hanya sekitar 500 meter dari Istana Siak. 

Jam operasionalnya cukup panjang, dari pukul 10.00 WIB hingga 00.00 WIB.

Amin sudah berjualan sejak tahun 2012.

Dulunya, ia mampu menjual hingga 200-300 porsi per hari, meski kini jumlahnya menurun, rujaknya tetap menjadi favorit banyak orang.

Baca juga: Wisata Religi di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau, Bisa Lihat Pemandangan Sunset saat Sore Hari

Apa yang Membuat Rujak Ini Istimewa?

1. Kuah Rujak yang Khas

Satu daya tarik utama dari rujak buatan Amin adalah kuahnya yang memiliki cita rasa berbeda dari rujak lainnya.

"Kuahnya kita campur dan kita ulek dulu. Ada asam jawa, gula aren, kacang tanah, terasi, kecap manis, dan garam," jelas Amin.

2. Beragam Pilihan Buah

Buah yang digunakan dalam rujak ini juga cukup beragam, di antaranya:

  • Jambu bold
  • Jambu gelas
  • Nanas
  • Bengkuang
  • Kedondong
  • Belimbing
  • Pisang muda
  • Pepaya

3. Porsi Besar dengan Harga Terjangkau

Harga Rp 15 ribu per porsi terbilang murah untuk rujak dengan porsi yang bisa dinikmati hingga tiga orang. 

Pelanggan pun merasa puas dengan jumlah dan kualitasnya.

Rahasia Batu Unik Pengulek Rujak

Satu hal yang menarik perhatian pelanggan adalah batu pengulek yang digunakan Amin.

Awalnya, ia menggunakan batu ulek kecil yang dibeli dari pasar. 

Namun, batu kecil itu membuat tangannya cepat panas dan kebas jika digunakan dalam jumlah banyak.

Suatu hari, saat berjalan di sekitar rumahnya, ia menemukan batu besar dengan bentuk unik di bawah pohon mangga. 

Batu itu memiliki permukaan licin di bagian bawah, sedangkan bagian sampingnya agak lancip, sehingga nyaman digenggam.

"Saya coba membentuk batu itu agar lebih sempurna, tapi malah membuat gerinda saya pecah. Batu ini sangat keras," kenangnya.

Akhirnya, Amin membiarkan batu itu dalam bentuk aslinya dan tetap menggunakannya sebagai alat pengulek. 

Kini, batu itu menjadi ciri khas warungnya dan kerap menarik perhatian pelanggan.

Tetap Berjualan dan Menekuni Hobi

Meski usianya semakin bertambah, Amin bertekad untuk tetap berjualan rujak. 

Selain itu, ia juga memiliki hobi merawat bonsai, yang ia lakukan sembari menunggu pelanggan datang.

"Insya Allah, saya akan terus berjualan rujak karena sudah banyak pelanggan. Selain itu, saya juga suka mengurus bonsai untuk mengisi waktu luang," ujarnya.

Dengan semangat dan dedikasinya, Amin berhasil mempertahankan warung Rujak Uleg Abu Wahyu sebagai salah satu tempat kuliner legendaris di Siak Sri Indrapura. 

Jika kamu berkunjung ke Siak, jangan lupa mampir dan mencicipi rujaknya.

(Tribunpekanbaru/Mayonal Putra) (TribunTravel/Ambar)