Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Virtual

Intip Danau Indah Wisata Watu Tanjung di Tanah Bumbu, Kalsel, Cocok untuk Ngabuburit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisata Watu Tanjung di Desa Sumber Sari, Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanahbumbu.

Salah satu bentuk keseriusan mereka adalah dengan cara membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis), yang nantinya akan mengembangkan wisata ini.

Nama Watu Tanjung sendiri berarti memiliki arti batu yang timbul atau ‘Batu Timbul’. Bukan tanpa alasan wisata ini diberi nama tersebut.

Diceritakan oleh Kepala Desa Sumber Wangi, M Suyani bahwa, dulunya di embung ini ada sebuah batu berwarna  putih yang tidak bisa dipindahkan oleh mesin saat pembangunan embung.

Pedagang di wisata Watu Tanjung, Desa Sumber Wangi, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanahbumbu. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri)

Embung ini sendiri di bangun tahun 1983 atau1984, kala itu baru datang transmigrasi dari pulau jawa, yang menempati wilayah tersebut.

Kemudian area pemukiman masyarakat transmigrasi ini sering terkena banjir,  akibat curah hujan yang tinggi. Sehingga kala itu sebuah perusahaan berinisiatif membangun embung tersebut.

Baca juga: Makam Datu Suban di Tapin, Kalsel Hanya Dikunjungi Peziarah Tertentu Selama Bulan Ramadhan

“Pertama untuk mengatasi banjir, kedua juga sebagai cadangan air atau embung bagi masyarakat di musim kemarau,” katanya.

Saat proses pengerjaan, ada sebuah batu culup besar yang tidak mampu dipindahkan oleh alat berat, sehingga batu tersebut diputuskan untuk  di kubur dan akhirnya terbentuklah pulau ditengah embung ini.

Sehingga masyarakat menyebutkan nama destinasi wisata, diberi nama objek wisata watu tanjung.

Efek ekonomi lantaran hadirnya Watu Tanjung sudah dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Tentunya, dengan menjadi kunjungan destinasi wisata, banyak masyarakat yang datang ke objek wisata tersebut. Mereka tentunya tidak hanya bermain dan menikmati wahana tetapi juga membelanjakan uang mereka.

Dengan terpal yang menutupi jualan dari Suprih  dan  sebuah meja sebagai   tempat meletakkan jualan.

Pedagang  sekaligus warga setempat, Suprih, mengatakan  sangat bersyukur dibukanya objek wisata ini mendapatkan pemasukan tambahan, dengan berjualan di area wisata ini.

“Belum ada seminggu saya jualan, paling tiga  empat hari disini alhamdulillah lah banyak pembelinya,” ungkapnya.

Dia memaparkan, ramainya pembelinya itu sekitar jam 16.00 Wita, ketika itu anak-anak sekaligus mulai berdatangan ke objek wisata ini.

Mereka datang membeli pentol dan sosis goreng jualannya, serta minuman kemasan. Lalu membawanya ke area wisata menemani kunjungan mereka.

Halaman
123