Sebab, banyak pepohonan tumbuh subur di sana. Seperti, Pohon Ketapang, Pohon Alpokat, Pohon Kelapa, dan lainnya.
Selain itu, pasir pantainya pun bersih. Sangat nyaman untuk mengajak keluarga menghabiskan waktu liburan.
"Kami juga menyediakan ban dan kano untuk pengunjung menikmati pantai," ungkap Andi lagi.
Harga sewa ban kecil sendiri sebesar Rp 15 ribu. Sedangkan untuk ban besar, pengunjung cuma merogoh kocek sebanyak Rp 20 ribu.
Sementara, harga kano kecil Rp 25 ribu dan kano besar Rp 40 ribu.
Saat ini, Andi menyebut jika pengelolaan Pantai Payung Batubesar memiliki konsep 'Sustainable Tourism' atau pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Baca juga: Panduan Wisata ke Bukit Satu Pohon di Desa Sibedi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
Pihaknya juga mengembangkan beberapa hal berbau ekowisata di sana.
Mulai dari mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos serta pengelolaan sampah menjadi barang bermanfaat lainnya.
"Selain harga terjangkau, pantai di sini juga termasuk safety untuk keluarga yang mau liburan," tambah Andi.
Kondisi covid-19 membawa kerugian terhadap banyak sektor di Kota Batam.
Satu di antaranya adalah sektor pariwisata. Hal ini dirasakan betul oleh pengelola Pantai Payung Batubesar, Kecamatan Nongsa, Batam.
Selama dua tahun pandemi Covid-19 melanda, sejak tahun 2020, pengelola pantai merugi hampir ratusan juta Rupiah.
Andi, pengelola Pantai Payung Batubesar, menyebut jika pihaknya meraup untung bersih sebesar empat juta rupiah per Minggu.
Artinya, pengelola pantai bisa mendapat keuntungan sebesar Rp 16 juta per bulan.
"Itu belum ditambah dengan kerugian di hari-hari libur yang untungnya bisa naik dua kali lipat," katanya saat diwawancarai TribunBatam.id, Jumat (1/7/2022).
Baca tanpa iklan