TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan akhir pekan ke Nganjuk, kamu bisa mengunjungi wisata edukasi, Museum Anjuk Ladang.

Museum Anjuk Ladang merupakan sebuah museum yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Ringin Anom Ringin Anom Kauman Timur, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Museum ini menjadi salah satu tempat yang penting bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang warisan budaya Nganjuk serta peranannya dalam sejarah Indonesia.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Museum Semedo Tegal, Asyik Banget Belajar Zaman Prasejarah & Fosil Hewan

Museum Anjuk Ladang diresmikan pada 2002, dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah, budaya, serta kekayaan alam yang dimiliki oleh Nganjuk dan Jawa Timur pada umumnya.

Museum Anjuk Ladang memiliki berbagai fasilitas untuk pengunjung, seperti area pameran yang luas, ruang audio-visual untuk penayangan film atau dokumentasi, dan area interaktif untuk anak-anak. 

Selain itu, museum ini sering mengadakan berbagai kegiatan edukasi dan pameran yang melibatkan masyarakat lokal maupun wisatawan.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Dufan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Jakarta Lengkap dengan Promo Terbaru

Wisata edukatif ini juga menyimpan berbagai koleksi, meliputi:

• Artefak Sejarah
• Koleksi Seni dan Budaya
• Alat Musik dan Tradisional
• Replika Peninggalan Sejarah

Koleksi-koleksi di sana ditata rapi, mengikuti alur peradaban. 

Penataan koleksi yang terstruktur ini lantas menciptakan pengalaman baru bagi pengunjung.

Para pengunjung seolah dibawa masuk ke lorong waktu, menjelajah zaman purba, klasik, hingga kolonial tatkala menilik benda-benda peninggalan yang ada. 

Baca juga: Harga Tiket Masuk Tropikana Waterpark Cirebon per Desember 2024, Pakai Silver Ticket Lebih Hemat

Juru Pelihara (Jupel) Museum Anjuk Ladang, Kasir mengatakan, ada 800 koleksi di dalam museum yang berdiri sejak 1996 ini. 

Ratusan koleksi tersebut sebagian besar ditemukan di Kota Angin. 

Macamnya, dari masa prasejarah, terdapat fragmen fosil antara lain kerbau, rusa, banteng, dan gajah purba. 

Kemudian era klasik, arca Ganesha, arca perunggu Kinari, dan arca Siwa. 

Lalu, zaman kolonial Belanda, terdapat peninggalan telepon manual, mesin jahit maupun ketik, serta senjata api.