Tapi jika menggunakan kapal cepat, parti tidak lebih dari 7 menit.
Pulau ini luar biasa ajaib.
Mengapa? Karena pulau unik ini hanya muncul pada saat pasang surut dan dijumpai beraneka ragam siput baik yang bertebaran diatas pasir putih , maupun yang terbenam dalam pasir.
Untuk mendapatkannya, orang mesti mengorek dengan tangan, kayu atau linggis.
Baca juga: Plesiran ke Desa Hadakewa di Lembata NTT, Wajib Coba Wisata Banana Boat hingga Snorkeling
Wisatawan yang mengunjungi pulau ini dapat melalukan berbagai aktivitas rekretif, mandi, menyelam, bermain pasir dan berjemur dihamparan pasir putih itu.
Sambil menikmati keindahan panorama teluk Lewoleba yang diapiti ole dua gunung yang menjulang tinggi yakni Ile Lewotolok (Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata) dan Ile Boleng, di seberang Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Orang nomor satu Dinas Kebudayaan da Pariwisata Kabupaten Lembata, Apolonaris Mayan, S.pd mengungkapkan hal dalam sebuah wawancara khusus diruang kerjanya, pecan lalu di Batas Kota Lewoleba.
Menurutnya, pulau unik ini punya daya pikat untuk wisatawan.
Karena itu, mesti dikelola secara baik dan bertanggungjawab demi kemajuan Lewotana Lembata, dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Lembata, jelas Apol, Mayan, sudah sesuai dengan dengan visi-misi Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati, Thomas Ola yang telah dikemas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2017 tentang RPJMD 2017-2022.
Karenanya, Pulau Siput sebagai obyek wisata potensial,sudah saatnya dikelola secara baik dan bertanggungjawab.
Baca juga: Desa Hadakewa Lembata Makin Asyik Buat Liburan, Bisa Wisata Pantai hingga Kafe
Pembangunan destinasi Pulau Awulolong sebagai obyek wisata potensial berdaya pikat dunia memang harus dikelola dan dipoles dengan berbagai sarana dan prasarana wisata yang memadai.
Antara lain, membangun Resort Apung dan dilengkapi dengan Kolam Renang Laut.
Wisatawan dapat menikmati hidangan siput, dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada yang direncanakan menelan dana sekitar Rp 7 miliar.
Prinsip pembangunannya, demikian Apol Mayan, dengan tidak merusak ekosistem dan lingkungan hidup pulau itu.
Baca tanpa iklan