Untuk kapasitasnya, camping ground di puncak Bukit Semar bisa menampung sekitar 50 tenda.
Meski belum populer di kalangan pendaki namun Bukit Semar ternyata memiliki pemandangan yang memanjakan mata dengan latar belakang hijau Pegunungan Anjasmoro.
Pemandangan di puncak Bukit Semar tak kalah dengan Puncak Sembalun Gunung Rinjani maupun Taman Hidup di Gunung Argopuro.
"View di puncak Bukit Semar sangat bagus dengan pemandangan Gunung Anjasmoro. Kalau foto di puncak seperti foto yang diedit padahal itu asli pemandangan Bukit Semar," kata Heru.
"Yang ditawarkan keindahan alam di Puncak Bukit Semar apalagi saat sunrise, pemandangannya luar biasanya dengan view Gunung Anjasmoro," imbuhnya.
Ia mengatakan, pendakian Bukit Semar saat ini resmi dikelola Tahura Raden Soerjo dan Pemdes Desa Dilem.
Asal usul Bukit Semar mulai digunakan untuk pendakian namun tidak resmi pada tahun 2018.
Awalnya, mayoritas pemuda Karang Taruna Desa Dilem memiliki kecintaan terhadap pendakian gunung atau pencinta alam.
Pemuda Karang Taruna akhirnya membuka jalur dan memiliki lokasi puncak yang dapat digunakan untuk ngecamp.
"Dinamakan Bukit Semar karena bentuknya menyerupai Semar Turu (tidur) dan ketinggiannya 933 meter di atas permukaan laut sehingga dinamakan pendakian bukit," jelasnya.
Ia mengungkapkan seiring perjalanan Pemdes dan Tahura berupaya untuk menjadikan kawasan Bukit Semar sebagai wisata.
Pendakian Bukit Semar akhirnya resmi dijadikan wisata yang bekerjasama dengan Tahura pada 2023.
"Jadi eksplorasi sudah mulai 2018 itu namun legalitas wisata resmi pendakian Bukit Semar baru diterima pada 16 Mei tahun 2023. Untuk registrasi sepenuhnya dikelola Tahura dan parkiran oleh Karang Taruna Desa Dilem," bebernya.
Diungkapkan Heru, wisatawan dapat menikmati sumber mata air di Sendang Nambi yang airnya bisa langsung dikonsumsi.
Lokasi Sendang Nambi ada di Pos 1 mengarah ke Pos 2.
Baca tanpa iklan