Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Uniknya Bangunan Masjid Kuno Gunung Pujut di Lombok Tengah, NTB, Simpan Kisah Sejarah yang Menarik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Kuno Gunung Pujut, di Lombok Tengah, NTB. Masjid ini merupakan salah satu objek wisata Lombok yang perlu terus dijaga keberadaanya.

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Lombok tentu kurang lengkap tanpa menjelajahi tempat wisatanya.

Lombok sendiri dikenal memiliki cukup banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Masjid Kuno Gunung Pujut, di Lombok Tengah, NTB. Masjid ini merupakan salah satu objek wisata Lombok yang perlu terus dijaga keberadaanya. (TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO)

Tak hanya pantai dan air terjun, sejumlah wisata lain juga sayang dilewatkan selagi menjelajahi Lombok.

Seperti halnya situs bersejarah berupa masjid kuno.

Baca juga: Pesona Air Terjun Kalela di Beru, Jereweh, Sumbawa Barat, NTB, Punya Tebing Batu Mirip Goa

Ya, Lombok menjadi rumah bagi sederet masjid kuno yang menyimpan kisah menarik.

Salah satu yang patut dikunjungi ialah Masjid Kuno Gunung Pujut.

Masjid Kuno Gunung Pujut berlokasi di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Sebagai situs cagar budaya, Masjid Kuno Gunung Pujut tentu memiliki sejarah yang cukup panjang.

Masjid Kuno Gunung Pujut merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pujut.

Baca juga: Berkunjung ke Taman Kupu-kupu Gita Persada di Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Lampung

Lokasinya terletak di atas bukit, membuatnya sangat ikonik.

Fathurahman, tokoh masyarakat Kecamatan Pujut mengungkapkan, dahulu masjid ini menjadi lokasi berbagai aktivitas keagamaan.

Antara lain ajaran Islam Watu Telu yang berkembang di tengah masyarakat Lombok.

Masjid Kuno Gunung Pujut, di Lombok Tengah, NTB. Masjid ini merupakan salah satu objek wisata Lombok yang perlu terus dijaga keberadaanya. (TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO)

"Saat ini kompleks bangunan masjid Kuno Gunung Pujut tidak sebagai sarana aktivitas ibadah lagi sehingga diklasifikasikan sebagai monumen mati," katanya, saat diwawancarai TribunLombok.com.

Lebih lanjut Fathurahman mengungkapkan, tiang-tiang yang ada memiliki makna tersendiri.

Seperti tiang sakaguru yang memiliki makna empat perkara yang dijalankan oleh para wali.

Baca juga: Monumen Kilometer Nol Indonesia, Ikon Wisata di Iboih, Sukakarya, Sabang, Aceh yang Wajib Dikunjungi

Halaman
123