Saat pengunjung sedang sepi, berjalan di jalan setapak ini seperti memasuki kebun rahasia (secret garden).
Baca juga: Pesona Pantai Glory Melur di Galang, Batam, Kepulauan Riau, Mirip Pantai-pantai di Bali
Uniknya, di jaan setapak ini juga disediakan spot foto, yang sudah pasti akan mudah dikenali dari hiasan sejumlah ornamen, seperti payung-payung warna-warni, tempat duduk, dan gazebo,
Tak jauh dari pintu masuk pengunjung akan menemukan batu besar dengan tanda tangan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Ya, batu itu adalah prasasti peresmian hutan mangrove tersebut oleh Presiden Soeharto 31 tahun lalu.
Cator Raji Pangestu (58), pengurus wisata Hutan Mangrove Cikiong Sedari menjelaskan, lokasi wisata ini sudah ada sejak tahun 1991, tetapi kurang mendapatkan perhatian.
Hingga akhirnya masyarakat desa berinisiatif membenahinya, dibantu pihak BUMN.
Baca juga: Ada Mini Golf hingga Wahana Berkuda, CGE Avenue Jadi Wisata Favorit di Tapos, Depok, Jawa Barat
"Sekarang berjalan satu tahun, ada 22 anggota sebagai pengurus wisata," katanya.
Para pengunjung selain bisa menikmati suasana di tengah tanaman mangrove yang tumbuh cukup besar.
Juga, ada spot foto menarik seperti jembatan cinta, jembatan pelangi, laba-laba, trek payung warna warni. Ada juga fasilitas seperti aula, tempat karokean, dan gazebo-gazebo.
"Lokasi ini juga bisa menjadi destinasi ekowisata bagi para pengunjung. Selain bisa mengenali beberapa jenis mangrove, juga hewan seperti bangau suka terlihat di sini," kata Cator.
Dia menambahkan, kebanyakan pengunjung datang pada hari libur.
Pada akhir pekan jumlah pengunjung bisa mencapai 200-300 orang per hari.
Akan tetapi di hari biasa jumlah pengunjung rata-rata 20 orang saja tiap harinya.
"Kalau hari biasa sepi, kalau hari sabtu minggu atau tanggal merah ramai," katanya.
Pengunjung yang datang juga datang dari Karawang maupun Bekasi dan Jakarta.
Baca juga: Makan Nanas Sepuasnya di Agrowisata Tangkit Baru, Tangkit Baru, Sungai Gelam, Muaro Jambi, Jambi