Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Candi Solok Sipin, Situs Bersejarah yang Menyimpan Banyak Misteri di Legok, Telanaipura, Jambi

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi candi. Candi Solok Sipin merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di tengah hutan dan seringkali terabaikan oleh perhatian publik. 

Arca Buddha terbuat dari batu pasir setinggi 1,72 meter, yang digambarkan dalam posisi berdiri dan memakai jubah transparan.

Saat ditemukan, keadaan arca tidak lagi utuh, di mana kedua tangannya hilang dan bagian hidungnya rusak.

Menurut Satyawati Suleiman, arca Buddha yang saat ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta tersebut, sezaman dengan arca di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Namun Nik Hassan berargumen bahwa arca tersebut usianya lebih tua, mungkin dari abad ke-7.

Selain arca Buddha, ada empat makara berukuran cukup besar dari situs Candi Solok Sipin, yang kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

Masing-masing makara berukuran 110 cm, 121 cm, 140 cm, dan 145 cm.

Semua makara di situs Candi Solok Sipin mempunyai hiasan raksasa yang digambarkan sedang berdiri sambil membuka mulut makara.

Raksasa tersebut juga membawa tali dan tongkat besar yang memiliki hiasan bunga di ujungnya.

Ilustrasi candi. (Unsplash/Shyam)

Pada salah satu makara terdapat pahatan angka 986 Saka (1064 Masehi) dan tulisan berbunyi "Mpu Dharmmawira".

Hiasan yang dipahatkan pada makara, oleh para peneliti diakui memiliki gaya seni tinggi, yang dapat disejajarkan dengan gaya seni terbaik yang berkembang di Jawa pada abad ke-8.

Pada saat Dinas Purbakala mengunjungi Situs Candi Solok Sipin pada 1954, ditemukan pula tinggalan berupa stupa yang oleh penduduk disebut batu catur.

Saat ini, stupa tersebut disimpan di Museum Siginjai Jambi.

Baca juga: Uniknya Batik Sipin Jajaran Asal Jambi, Ternyata Masterpiece Karya Sesepuh Zainul Bahri

Pada 1983, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melakukan ekskavasi, yang berhasil menampakkan sisa bangunan bata.

Namun, karena sebagian besar fondasinya telah rusak dan hilang, Candi Solok Sipin tidak dapat dipugar.

Berdasarkan temuan stupa dan arca, dapat disimpulkan bahwa Candi Solok Sipin berlatarbelakang agama Buddha.

Akan tetapi, kurangnya sumber sejarah membuat para ahli belum bersepakat untuk memperkirakan kapan candi ini dibangun.

(TribunJambi.com/Rara Khushshoh Azzahro)

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Candi Solok Sipin, Warisan Budaya yang Terabaikan di Jambi.