Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Mengenang Tragedi Tsunami Aceh, Coba Kunjungi Kapal 'Nyangkut' di Atas Rumah yang Jadi Jejak Sejarah

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal di Atas Rumah, tempat wisata sejarah di Banda Aceh sebagai saksi bisu terjadinya Tsunami Aceh 2004.

Sementara, pada lantai kedua terdapat beberapa foto penampakan kondisi Aceh setelah dilanda tsunami. 

Salsabila, pengunjung asal Pidie, memberikan pendapatnya setelah melihat objek wisata dan mendengar kisah mengenai kapal kayu tersebut.

"Ketika mendengar cerita wak kolak yang merupakan saksi dari musibah itu, sangat benar-benar terharu dan tidak menyangka kapal atas rumah tersebut dapat menyelamatkan beberapa nyawa," ujarnya.

Baca juga: Jadi Lokasi Cabang Olahraga Dayung PON 2024, Intip Pesona Waduk Keuliling di Aceh Besar, Aceh

Amat, pengunjung lain asal Simeulue, juga mengungkapkan rasa kagumnya setelah mendatangi monumen bersejarah itu.

"Saya cukup kagum bagi masyarakat Aceh yang sangat antusias dalam menjaga sebuah kapal sisa bencana Tsunami. Masyarakat di sini sangat mengenang bencana tsunami yang melanda mereka kala itu, bahkan sisa-sisa bekas tsunami mereka jaga dan rawat,"

"Berkunjung kemari merupakan salah satu kesenangan tersendiri bagi saya, di mana saya bisa melihat sendiri sisa-sisa akibat bencana tsunami,"

"Tapi yang paling saya kagum, terhadap masyarakat sekitar yang tetap menjaga kapal ini, padahal kalau di pikir ngapain kapal ini di sini, tidak di kembalikan saja ke tempat asalnya. Salut sama masyarakat di sini, " ungkapnya kepada Serambinews.

Baca juga: Uniknya Air Terjun Jambur Lateng di Deleng Pokhkisen, Aceh Tenggara, Aceh, Ada 7 Tingkat

Kemudian, jika pengunjung ingin melihat kapal kayu ini dengan lebih dekat, terdapat jalan menanjak yang dapat dilewati menuju ke kapal.

Tampilan monumen kapal diatas rumah Lampulo dari jarak dekat. (SERAMBINEWS.COM/Aisyah Hartin)

Pada sekitaran monumen ini juga terdapat beberapa kios yang menjual pakaian berbordir motif Aceh, suvenir dan jajanan berkhas kan Aceh, yang dapat dibeli para pengunjung.

Hal ini juga berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar monumen. 

Tempat ini ramai dikunjungi setiap hari Selasa, terutama ramai dikunjungi oleh negeri Jiran Malaysia.

Menurut pantauan Serambinews.com, kebersihan objek wisata ini terlihat sangat terjaga, dan terlihat rapi.

Serta kondisi kapal kayu yang tampak sangat terawat.

Monumen ini dijaga dan dirawat warga sekitar serta dikelola bersama Dinas Pariwisata Aceh. 

Tempat ini dapat dikunjungi setiap hari pukul 08.00-18.00 WIB, objek ini juga tidak di pungut biaya, hanya ada kotak sumbangan untuk perawatan dari objek wisata tersebut.

Halaman
1234