Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Makam Datu Suban, Tempat Wisata Religi di Tapin Selatan, Tapin, Kalsel yang Jadi Favorit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam Datu Suban, di Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu tempat wisata religi yang terkenal di Kabupaten Tapin adalah Makam Datu Suban.

Datu Suban, yang nama aslinya adalah Syaiban, adalah putra dari Zakaria Zulkifli dan Maisyarah.

Makam Datu Suban, di Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Menurut Marsani, penjaga makam Datu Suban, beliau adalah tokoh penting yang banyak diziarahi masyarakat.

Ia juga merupakan pemimpin para datu di kawasan Muning, Kabupaten Tapin.

Baca juga: Liburan ke Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru, Kalsel, Banyak Koleksi Besejarah dan Spot Foto

Marsani pun menyebut beberapa datu yang berada di bawah pimpunan Datu Suban.

Antara lain Datu Murkat, Datu Taming Karsa, Datu Niang thalib, Datu Karipis dan masih banyak lagi.

Datu Suban juga dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki pengetahuan luas dalam berbagai disiplin ilmu agama.

Seperti halnya Tasawuf, Falak, Tauhid, hingga ilmu kebal dan lainnya.

Selain menjadi tujuan masyarakat berziarah, Makam Datu Suban juga menjadi situs budaya Dinas Pariwisata Kabupaten Tapin. 

Baca juga: Taman Hutan Hujan Tropis, Tempat Wisata Edukatif di Cempaka, Banjarbaru, Kalsel yang Hits

Bangunan utama dengan kelir hijau tersebut kini selalu diziarahi masyarakat, baik yang datang dari Kabupaten Tapin, hingga luar kalimantan Selatan. 

Kondisi di kawasan Makam Datu dengan nama asli Syaiban bin Zakaria ini cukup memanjakan bagi peziarah yang datang berkunjung. 

Seperti ruang utama yang bersih dan nyaman, lahan parkir yang luas, toilet , ruang tunggu, hingga musala. 

Kawasan Makam Datu Suban di Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Kamis (21/3/2024). (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Peziarah juga dengan mudah bisa berbelanja makanan ringan di sekitar makam, karena ada sejumlah pedagang yang membuka lapak berjualan. 

Disampaikan Hendro, warga desa setempat, di masa bukan Ramadan memang peziarah cukup drastis berkurang. 

"Beda kalau Nisfu Sya'ban hingga mendekati puasa, peziarah biasanya banyak yang datang," ungkap Hendro, Kamis (21/3/2024). 

Baca juga: Rest Area Gunkay di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel Jadi Tempat Bersantai Favorit, Ada Banyak Kuliner

Halaman
12