TRIBUNTRAVEL.COM - Air Terjun Temam merupakan tempat wisata alam yang menarik dikunjungi saat liburan akhir pekan.
Sebagai tempat wisata ramah keluarga, Air Terjun Temam menawarkan pemangan alam yang menakjubkan.
Perlu kamu ketahui, air terjun yang terletak di Jalan Air Temam, Rahmah, Kecamatan Lubuk Linggau Selatan I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini memiliki keunikan yang tak dipunyai air terjun lain.
Baca juga: Kemping di Air Terjun Curup Gunung Nyawe Lahat, Sumatera Selatan, Sejuk dan Airnya Jernih
Jika air terjun pada umumnya bentuknya memanjang dari atas ke bawah, tapi ada yang spesial dari Air Terjun Temam.
Berbeda dari air terjun pada umumnya, Air Terjun Temam memiliki bentuk mirip tirai.
Jika diperhatikan, tirai Air Terjun Temam tersebut serupa dengan Niaraga di Kanada.
Baca juga: Air Terjun Lematang Indah, Tempat Wisata Hidden Gem di Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan
Oleh sebab itu, Air Terjun Temam kerap juga dijuluki sebagai Niaraganya Indonesia.
Tapi sayangnya, belakangan ini air terjun tersebut lagi sepi pengunjung.
Sebab, wisata yang terkenal dengan mengandalkan air sebagai wahana utamanya ini mengalami surut dan penurunan pengunjung ketika musim kemarau.
Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan parkiran yang biasa terlihat ramai oleh kendaraan roda dua dan roda empat pengunjung kini terlihat sepi.
Hanya beberapa kendaraan saja yang terlihat berada diparkiran, termasuk pengunjung yang datang hanya bisa dihitung dengan jari.
Baca juga: Pesona Air Terjun Kolam Biru di Tripe Jaya, Gayo Lues, Aceh, Punya View dan Panorama Alam Menawan
Desi penjaga tiket objek wisata Air Terjun Temam mengungkapkan dalam sehari pengunjung paling hanya 20-25 orang perhari.
"Untuk perhari paling banyak 20-25 orang per hari, paling dapat uang Rp 200-250 ribu," ungkapnya pada wartawan, Kamis (1/8/2024).
Desi pun mengatakan jumlah penurunan pengunjung Air Terjun Temam ini terjadi sejak tahun 2019 lalu, sejak pandemi Covid-19.
Baca juga: Pesona Air Terjun Cinta di Kampung Noelaku, Desa Noinbila, Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan, NTT
"Terasanya sejak 2019 lalu waktu awal pandemi, sampai sekarang dampaknya masih dirasakan," ujarnya.