Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Masjid Klenteng

Wisata Religi Mengunjungi Masjid Klenteng di Dukuh, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja membersihkan Masjid Klenteng sebelum digunakan untuk beribadah. Masjid Klenteng Salatiga memiliki bentuk serta ciri yang khas seperti tempat ibadah warga Tionghoa, yaitu klenteng.

TRIBUNTRAVEL.COM - Masjid biasanya identik dengan ornamen, bentuk, dan desain bernuansa Islami.

Umumnya masjid juga didominasi dengan warna hijau.

Masjid Klenteng Krajan Dukuh Salatiga. (TribunJateng.com/Hanes Waida)

Namun lain halnya dengan sebuah masjid yang ada di Salatiga.

Masjid Klenteng memiliki bentuk serta ciri yang khas seperti tempat ibadah warga Tionghoa, yaitu klenteng.

Baca juga: Menantang Adrenalin, Cobain Serunya Sitalang River Tubing di Pabelan, Salatiga, Jawa Tengah

Warna merah yang mendominasi, serta terdapat lampion yang bergantung di pojok-pojok atas plafon membuat masjid ini memiliki nuansa Tionghoa.

Masjid Klenteng ini dibangun pada tahun 2005.

LIHAT JUGA:

Menurut pengelola Masjid Klenteng, Cholid Mawardi, awal mula masjid ini ada yakni dulu ada warga Tionghoa asli bertempat di sini dan memiliki usaha.

“Dulu ada warga Tionghoa menempati di sini dan memiliki usaha Enting – Enting Gepuk. Ia bernama Yusuf Hidayatullah,” kata Cholid kepada Tribunjateng.com, Kamis (7/4/2022).

Baca juga: 5 Tempat Makan Siang Enak di Salatiga, Kunjungi Mina Kencana dengan Beragam Olahan Gurame

Ia menjadi mualaf lalu membangun Masjid Klenteng ini.

“Ia sepulang dari tanah suci membangun Majelis Taklim Hidayatullah, namum warga menyebut Masjid Klenteng agar lebih mudah untuk mengingatnya,” tambahnya.

Setelah Yusuf Abdullah meninggal, kakak Cholid yakni Agus Ahmad membeli tanah serta bangunan ini.

Seorang pekerja membersihkan Masjid Klenteng sebelum digunakan untuk beribadah. (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

“Akhirnya kita akuisisi atau kita beli dua tahun yang lalu yakni 2020. Jadi kita hanya meneruskan yang sudah ada. Bangunan Masjid Klenteng ini kita waqafkan tapi yang lainnya tidak,” paparnya.

Pihaknya tidak mengubah bangunan tersebut melainkan merenovasi jika ada yang sudah rusak.

“Kami tidak akan mengubah bangunan ini, tapi jika ada yang sudah jelek atau rusak kami renovasi karena memang bentuknya yang unik serta akulturasi budaya yang sesuai dengan Kota Salatiga,” tambahnya.

Halaman
123