Sehingga Raja Linge kala itu membuat suatu perjanjian magic yang mana bila ada kerbau yang melintas di daerah Bur Lintang atau km 12 jalan Takengon-Isaq, maka kerbau atau hewan lainnya akan mati secara tiba-tiba.

Baca juga: Penangkaran Penyu Pulau Banyak, Tempat Wisata di Aceh Singkil, Aceh Favoritnya Turis

Selain pengaruh magic juga ada gangguan binatang buas yang sangat rawan.

Maka dari itu untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat mengambil inisiatif untuk mengambil jalan alternatif, melalui gua Loyang Koro ini, sebagai jalan menggembalakan ternak kerbau.

Begitulah cerita dibalik gua Loyang Koro ini, yang dijadikan jalan lintas oleh masyarakat terdahulu.

Cerita ini sudah turun temurun dan begitu populer di tengah masyarakat Aceh Tengah.

Baca juga: Agrowisata Ngalor Kalo, Tempat Wisata Baru di Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, NTT

Lokasi Gua Loyang Koro ini berada sekitar 15 kilometer dari pusat kota Takengon, ibu kota Aceh Tengah.

Untuk mencapai gua ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Pasalnya lokasi Gua Loyang Koro ini tepat berada di pinggir Danau Lut Tawar.

Rute menuju Goa Loyang Koro cukup mudah diakses, meskipun beberapa bagian jalan menuju lokasi masih berupa jalanan berbatu.

Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disuguhkan pemandangan indah pegunungan dan pepohonan hijau yang memanjakan mata.

Tak hanya itu, mulut gua ini langsung berhadapan dengan Danau Lut Tawar.

Udara segar khas dataran tinggi semakin menambah kenyamanan selama perjalanan menuju gua.

Salah satu daya tarik utama Goa Loyang Koro adalah bentuknya yang unik.

Goa ini memiliki mulut yang cukup besar dan lebar, memberikan kesan megah saat pertama kali dilihat.

Di dalam gua, wisatawan akan menemukan lorong-lorong alami yang dipenuhi stalaktit dan stalakmit yang terbentuk selama ratusan tahun.