TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Aceh tentu tidak lengkap jika belum menginjakkan kaki di Masjid Raya Baiturrahman.
Masjid yang megah ini di jantung kota ini sudah lama menjadi ikon Aceh, yang sudah dikenal hingga mancanegara.
Tak heran, jika setiap harinya ada ratusan hingga ribuan wisatawan mengunjungi masjid yang penuh sejarah ini.
Dalam perjalanannya Masjid Raya Baiturrahman telah banyak mengalami perubahan, mulai kapasitas hingga bentuk fasadnya.
Baca juga: Jeruk Keprok Jadi Oleh-oleh Paling Dicari di Gayo Aceh, Cek Harga dan Tempat Belinya
Terakhir, sekitar 2017 lalu masjid ini disulap menjadi lebih megah dan estetik, dengan penambahan lantai marmer dan payung-payung raksasa.
Kini, berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman seakan-akan serasa sedang di Masjid Nabawi Madinah, karena ada kemiripan tampilannya.
LIHAT JUGA:
Pada bagian halaman atau plaza masjid, berdiri kokoh payung-payung yang siap melindungi jamaah dari sinar matahari.
Sementara kolam yang sudah menjadi ciri khas masjid tetap dipertahankan di bagian tengah plaza, antara masjid dan menara.
Sejak renovasi besar-besaran beberapa tahun lalu, masjid raya sudah memiliki fasilitas yang lengkap, mulai tempat parkir bawah tanah dengan kapasitas ribuan mobil dan sepeda motor.
Tempat wudhu juga berada di basement, yang terkoneksi langsung dengan area parkir, guna memudahkan para pengunjung.
Masjid Raya Baiturrahman bukan hanya tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga merupakan simbol keagungan, ketahanan, dan sejarah panjang Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda tahun 1612, dengan mengusung arsitektur Mughal.
Artinya masjid ini telah berusia 412 tahun.
Cari hotel murah di Sabang, klik di sini