Kisah Putri Pukes berawal dari seorang putri raja yang tinggal di Takengon, Aceh Tengah.
Putri tersebut jatuh cinta dengan seorang raja dari kerajaan seberang.
Cinta mereka tidak berjalan mulus karena terhalang oleh restu orang tua sang putri.
Setelah melalui perdebatan panjang, kedua orang tua akhirnya terpaksa mengizinkan putri mereka untuk menikah.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Wahana Kebun Buah, Wisata Kids Friendly di Kecamatan Pangkah, Tegal, Jateng
Namun, mereka memberikan satu pesan penting yang harus dipatuhi: setelah menikah, Putri Pukes tidak boleh menoleh ke belakang saat meninggalkan orang tuanya untuk mengikuti suaminya.
Pesan ini diabaikan oleh Putri Pukes ketika ia merasa sangat rindu kepada orang tuanya.
Saat sedang dalam perjalanan bersama suaminya, ia menoleh ke belakang untuk melihat keluarganya yang ditinggalkan.
Karena melanggar pantangan itu, mengakibatkan cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk, hujan badai pun turun dengan deras.
Putri Pukes terpaksa berteduh di dalam sebuah goa.
Setelah badai mereda, pengawal yang mendampinginya masuk ke dalam goa untuk memeriksa keadaan sang putri.
Betapa terkejutnya mereka ketika menemukan bahwa Putri Pukes telah berubah menjadi batu.
Batu yang dipercaya sebagai wujud dari Putri Pukes inilah yang kini menjadi daya tarik utama di Goa Putri Pukes.
Pengunjung datang dari berbagai daerah untuk melihat batu tersebut dan mendengarkan cerita legenda yang penuh misteri ini.
Meskipun memiliki elemen tragis, legenda Putri Pukes membawa pesan moral yang kuat tentang pentingnya menghormati nasihat orang tua dan konsekuensi dari mengabaikan mereka.
Agung, seorang wisatawan dari Sumatera Utara, mengungkapkan kekagumannya setelah mengunjungi Goa Putri Pukes.
Ia bersama keluarganya awalnya berencana untuk mengunjungi Danau Lut Tawar, namun memutuskan untuk singgah di goa ini karena mendengar banyak cerita menarik tentang tempat tersebut.
"Tempatnya sangat terawat dan bersih. Saya takjub mendengar cerita legenda Putri Pukes," kata Agung.