Dari halaman pendopo, pengunjung diajak masuk ke dalam untuk melihat layang-layang dari berbagai daerah di Indonesia.
Seperti layang-layang degung dari Pulau Batang Riau, layangan gelong-gelong dari Bengkulu, layangan siger dari Lampung, hingga layangan berbentuk rumah dari Bali.
Tak hanya itu, terdapat pula layangan dari mancanegara, seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, China, Brunei Darussalam, Belanda hingga Swedia.
Layang-layang berukuran jumbo dan beragam bentuk itu membuat wisatawan terkesan.
Rida (42), warga Jakarta, mengaku baru pertama kali berkunjung ke Museum Layang-layang Indonesia.
Yang paling membuat dia kaget dan terkesan, yakni layangan berbentuk rumah dari Bali.
Layangan itu tetap bisa terbang meski bentuknya berbeda dari layang-layang pada umumnya.
Dia juga mengaku kagum dengan keberagaman yang ada di Indonesia, khususnya layang-layang.
Dayat, Pemandu Museum Layang-layang Indonesia, mengatakan, museum ini berdiri sejak tahun 2003.
Layang-layang yang dipajang di museum didapatkan dari berbagai komunitas layang-layang.
"Hanya butuh waktu tiga tahun saja sampai layang-layang ini terkumpul, banyak komunitas layang-layang juga di seluruh Indonesia," kata Dayat.
Meski begitu, koleksi Museum Layang-layang Indonesia belum sepenuhnya lengkap.
Ada satu koleksi yang belum didapat, yaitu layang-layang dari Papua.
Dayat berharap, koleksi di Museum Layang-layang Indonesia terus bertambah dan lengkap.
Museum tersebut juga akan melengkapi dengan kegiatan seperti membuat kerajinan untuk menumbuhkan kreatifitas anak-anak misalnya dari bambu atau dari tanah liat.