Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Batu Guru Datu Parulas

Kisah Unik Batu Guru Datu Parulas yang Legendaris di Danau Toba, Sumatera Utara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danau Toba, di mana kamu bisa menemukan Batu Guru Datu Parulas yang legendaris.

TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak hal seru dan menarik yang bisa kamu temukan di Danau Toba Sumatera Utara.

Di Danau Toba Sumatera Utara kamu akan sebuah batu berukuran besar.

Baca juga: Daya Tarik Danau Laut Tador di Desa Laut Tador, Batu Bara, Sumut yang Disebut Miniatur Danau Toba

Batu Guru Parulas terlihat jelas saat melintas dari Dermaga Onanrunggu menuju dermaga terdekatnya sebelum menyeberang menuju Kota Balige. (TRIBUN MEDAN/MAURITS)

Baca juga: Main Paralayang di Dataran Tinggi Sibodiala Desa Silalahi Pagar Batu, Balige, Toba, Sumatera Utara

Namanya Batu Guru Datu Parulas.

Bongkahan batu besar itu berukuran sekira 50 meter dengan ketinggian dari permukaan air sekira 5 meter dan didalam sekira 3 meter.

Baca juga: Panduan Rute Liburan ke Danau Toba di Sumatera Utara dari Pelabuhan Onan Runggu Samosir

Baca juga: Menikmati Pesona Matahari Terbenam di Sunset Beach, Desa Tambunan, Balige, Toba, Sumatera Utara

Menurut cerita masyarakat sekitar, pada bagian bawah batu ini tidak menyentuh dasar danau.

Batu besar tersebut ditopang oleh tiga buah batu berukuran sedang.

Batu yang dikenal dengan nama Batu Guru Datu Parulas merupakan tempat Guru Datu Parulas yang hidup sekitar 600 hingga 700 tahun yang lalu menjalankan ritual dan tempatnya mengintai para musuh yang menyerang kawasan sekitar kedudukan batu tersebut.

“Jadi di batu besar itulah ompung kami itu melihat para musuh dan ia pertama sekali yang melawan para musuh yang mau menyerang.

Itulah yang kami percayai. 

Karena ompung kami ini adalah manusia yang sakti,” ujar masyarakat sekitar Baringin Lumban Raja (63).

Masyarakat sekitar mengakui bahwa batu besar tersebut mengapung di Danau Toba, namun  ini jika dilihat mungkin akan tampak biasa saja.

Tidak ada yang istimewa, sama seperti batu pada umumnya. 

Ternyata, batu ini seringkali dikaitkan dengan hal mistis oleh masyarakat sekitar dan dianggap sakral.

Terkait ketiga batu penopangnya, masyarakat sekitar juga meyakininya sebagai simbol nyata filsafat orang Batak Toba dengan sebutan Dalihan Na Tolu. 

Isi dari Dalihan Na Tolu ini adalah Somba Mar Hula-hula (ungkapan sembah atau hormat kepada pihak mempelai perempuan atau paman), Elek Marboru (sikap membujuk dengan rasa hormat terhadap puteri) dan Manat Mardongan Tubu (rasa hormat terhadap keluarga semarga).

Halaman
1234