Waduk Gajah Mungkur yang berlokasi di Godean, Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November 1981.
Dilansir dari Kompas.com, Waduk tersebut adalah satu dari empat waduk besar yang dibangun dalam proyek Bengawan Solo.
Ide pembangunan Waduk Gajah Mungkur berasal dari RM Sarsito Mangunkusumo yang saat itu menjabat Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di Surakarta pada tahun 1941.
Namun pembangunannya baru dikerjakan tahun 1976.
Pembangunan waduk ini melibatkan cukup banyak orang, yaitu 2.800 pekerja termasuk 35 ahli dari Jepang sebagai penasihat.
Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur tidak kurang dari Rp 55 miliar, di antaranya Rp 34 miliar dari APBN dan sisanya merupakan bantuan Pemerintah Jepang.
Pengeluaran anggaran terbesar adalah untuk memindahkan 13.000 KK dan pembebasan lahan.
Secara teknis, Waduk Gajah Mungkur direncanakan mampu bertahan selama 100 tahun, dengan catatan endapan lumpur yang masuk setiap tahunnya tidak lebih dari 1,5 juta meter kubik.
Dengan daya tampung 750 juta meter kubik air, maka Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk terbesar di Jawa Tengah dan salah satu yang terbesar di Indonesia.
Selain berfungsi sebagai pencegah banjir, sumber irigasi, dan juga tenaga listrik, Waduk Gajah Mungkur juga menjadi salah satu obyek wisata ikonik Kabupaten Wonogiri.
Lokasi tersebut memiliki kebun binatang mini hingga waterboom yang digunakan untuk berenang bagi pengunjung dewasa ataupun anak-anak.
Cara menuju Waduk Gajah Mungkur
Soal transportasi, Waduk Gajah Mungkur bisa dijangkau menggunakan kendaraan pribadi maupun bus, termasuk sejumlah transportasi umum seperti angkot, bus hingga ojek.
Berbagai pilihan transportasi umum memudahkan pengunjung jika akan pergi ke Waduk Gajah Mungkur, misalnya dari Solo atau Sukoharjo, bisa menggunakan Trans Jateng dan Railbus Batara Kresna.
Trans Jateng dan Railbus Batara Kresna akan berhenti di stasiun dan terminal di dekat Pasar Wonogiri.