Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Lempuk Durian, Oleh-oleh Khas Pontianak Paling Favorit, Pernah Dikirim sampai ke China

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Lempuk Durian oleh-oleh khas Pontianak, Kalimantan Barat.

Sebagai UKM (Usaha Kecil dan Menengah), Manbuah sukses menjalankan bisnisnya hingga kenegeri China. 

"Paling jauh, ada yang pesan untuk ke China, sampai berkaleng-kaleng dan satu kaleng itu ada 27 kilo," ujarnya saat ditemui TribunPontianak. 

Ilustrasi buah durian. (Jim Teo /Unsplash)

Baca juga: Cucur Sadap Jadi Oleh-oleh Murah Meriah Khas Manado, Bisa Dibeli Online dan Datang ke Rumah

Man Buah juga menjelaskan bagaimana usahanya semakin maju dan berkembang di Kalimantan Barat.

Bahwa Industri rumahan seperti ini harus lebih dikembangkan mengingat potensi Kalimantan Barat yang kaya akan buah durian. 

Dalam sehari produksi, Man Buah mampu menghabiskan dua ribu durian yang didatangkan langsung dari Hulu, seperti Puttusibabu, Nanga Pinoh, dan Punggur. 

"Kita sudah bekerja sama, dengan petani durian, dan kualitas durian juga sudah pasti dipilih dengan baik," tambah Manbuah. 

Untuk mendatangkan 2.000 durian dari hulu, Man Buah akan membayar kurang lebih Rp 15-20 juta. 

Usaha ini ia kembangkan bersama istri dan keluarganya dengan total karyawan sekitar 10 orang pegawai.

Untuk proses cetak, Man Buah hanya mengolah sebanyak 5 kg. 
Satu kilonya ia jual dengan harga Rp 125 ribu.

Omzet yang ia hasilkan selama satu bulan, juga tergantung dari banyaknya pesanan. 

"Kurang lebih selama satu bulan saya mendapat penghasilan sekitar Rp 10 juta. Karena satu kaleng durian sekitar 27 kg, saya jual Rp 2juta dan cetakan sekilo itu Rp 125 ribu," imbuhnya. 

"Sekali produksi, bisa sampai 1 ton. Dengan pengerjaan setiap hari yang sangat cepat, jika sudah dikupas akan memakan waktu seharian mulai dari pengupasan dan pelepasan durian dari bijinya. Pengolahan durian yang dimasak dan langsung dicampur dengan gula lalu menyaring lagi durian dari biji-biji yang tersisa, ketika dimakan tidak ada lagi gangguan" tambahnya.

"Yang membedakan itu, lempok ini berbeda karena kita memisahkan biji-biji yang masih tersisa, jadi murni tidak ada lagi gangguan saat dimakan, maka kualitas dan harga semakin terjamin, karena ini halal tanpa bahan pengawet," pungkas Manbuah.

Tonton juga:

Rekomendasi tempat sewa mobil di Pontianak

Halaman
1234