Lejar pun melanjutkan usaha olahan belimbingnya dengan brand Rasa Dewa Oleh Oleh Khas Depok.
Berbagai diversifikasi produk pun dikembangkan seperti dodol, jus, sirup, selai, keripik, hingga nastar belimbing.
"Pemasaran awal dari mulut ke mulut lalu konsinyasi ke toko dan pameran. Model pemasaran konvensional ini kurang lebih berjalan 3 tahun," ujarnya.
Setelah itu Rasa Dewa Oleh Oleh Khas Depok pelan-pelan merambah ke pemasaran digital dengan membuat situs.
"Kebetulan suami orang IT (information technology) maka dibikin web rasadewa.com," ungkap Lejar.
Menurut dia, situs ini cukup membantu pemasaran produk Rasa Dewa Oleh Oleh Khas Depok.
Setidaknya kalau melakukan pencarian di Google dengan kata kunci oleh-oleh khas depok maka Rasa Dewa ada di urutan nomor satu.
"Pemasaran melalui internet ini cukup membantu UKM baru seperti Rasa Dewa tetap bertahan. Ada banyak teman kita merintis usaha olahan khas belimbing tetapi sudah rontok. Alhamdulilah Rasa Dewa ini masih bisa bertahan," lanjut Lejar.
Rasa Dewa juga membuka lapak di ecommerce.
Namun, karena tidak telaten maka pemasaran di platform e-commerce ini tidak terlalu berkembang.
"Maklumlah kita emak-emak agak gagap teknologi. Saya agak malas cek notifikasi, apalagi jika layanan pesanan yang sedikit. Belum lagi buat packing pesanan dan kirim ke ekspedisi. Rasanya ribet," tutur Lejar.
Dia menambahkan dirinya sebenarnya sudah membaca ke mana arah dunia bisnis nanti.
Hal itu terbukti saat pandemi.
"Kita baru sadar pentingnya digitalisasi saat pandemi Covid-19 ini. Omzet kita turun 80-90 persen. Makanya saat ini kita mulai lagi buka lapak di Tokopedia, Shopee, Lazada, GoFood dan Grab Food," kata Lejar.
Meski nyaris tutup akibat pandemi Covid-19, produk olahan belimbing Rasa Dewa mampu bangkit.
Baca tanpa iklan