Diungkapkan Rudi, pengelolaan Pemandian Sirang Pitu, semenjak ada wahana susur sungai pengunjung makin marak datang, terutama saat akhir pekan.
"Jadi tidak hanya yang datang dari Ta[int, tapi juga ada yang dari Tanah Grogot Kaltim dan Kapuas, Kalteng" ujar Rudi.
Lelaki yang juga pemandu Susur Sungai Tapin ini juga mengatakan, upaya pengembangan objek wisata di Desa Miawa tersebut akan terus dikembangkan.
Seperti memugar kawasan parkir, mendirikan gazebo, hingga memaksimalkan peran masyarakat lokal untuk menyediakan jasa fotografi untuk pengunjung susur sungai.
Menurutnya, potensi ini harus digarap agar pemaksimalan sumber daya alam dan manusia berdampak baik bagi perekonomian masyarakat.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Puncak Darma Sukabumi, Tawarkan Pemandangan Menakjubkan & Tanjakan Ringan
Bisa lihat warga tangkap ikan secara tradisional
Selain merasakan jernihnya Sungai Tapin di Kecamatan Piani, berbagai jal menarik juga akan ditemui saat mencoba Susur Sungai Sirang Pitu.
Di antaranya menyaksikan masyarakat sekitar berburu ikan dengan alat tradisional marikas.
Alat ini berupa senjata sederhana berbahan bambu, dengan pegas berupa karet dan busur bilahan besi.
Untuk penggunaannya menangkap ikan, pemburu harus berenang dan menyelam dengan mengenakan kacamata yang juga didesain khusus dalam air, sehingga bisa dengan jelas melihat ikam berenang.
"Kalau air agak surut, biasanya banyak ikan yang bisa ditangkap," ujar Yoyo, salah satu warga lokal yang kerap marikas.
Menurutnya, dengan kacamata yang dibuat sederhana tersebut bisa dengan mudah melihat pergerakan ikan, sehingga bisa dengan akurat menembaknya.
Selain marikas, masyarakat lokal di sekitar aliran Sungai Tapin ini juga banyak yang menangkap ikan dengan menjala dan berburu ketuyung atau kerang air tawar.
Pemandangan ini biasanya bisa disaksikan jika pengunjung menikmati susur sungai dari jalur 1 atau jalur 2.
Harga tiket masuk Sungai Tapin
Baca tanpa iklan